Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Analis JPMorgan Prediksi Adanya Penurunan Terbatas untuk Pasar Kripto

Analis JPMorgan Prediksi Adanya Penurunan Terbatas untuk Pasar Kripto Kredit Foto: Unsplash/André François McKenzie
Warta Ekonomi, Jakarta -

Tren penurunan pasar mata uang kripto baru-baru ini tampaknya akan segera berakhir. Pasalnya, penelitian terbaru JPMorgan menunjukkan bahwa sebagian besar likuidasi posisi long telah selesai.

Menurut laporan Bloomberg, yang dilansir dari Cointelegraph, Senin (28/8/2023), para analis bank yang berbasis di Amerika Serikat ini memperkirakan likuidasi sudah "sebagian besar berlalu."

Prediksi ini didasarkan pada minat terbuka pada Bitcoin kontrak berjangka di Chicago Mercantile Exchange (CME), yang mengindikasikan bahwa tren penjualan akan segera melambat. Minat terbuka, yang mengacu pada kontrak berjangka aktif, berfungsi sebagai indikator sentimen pasar dan kekuatan tren harga.

Baca Juga: Kini Kripto Dapat Digunakan untuk Beli Properti di Pulau Cayman

Penurunan minat terbuka Bitcoin dilihat sebagai tanda bahwa tren harga saat ini bisa melemah, menurut para analis, "akibatnya, kami melihat penurunan terbatas untuk pasar kripto dalam waktu dekat."

Laporan tersebut menyatakan, harga mata uang kripto berada dalam tren turun dalam beberapa minggu terakhir karena menurunnya optimisme seputar perkembangan regulasi di AS. Pada 26 Agustus, menurut Cointelegraph Markets, Bitcoin diperdagangkan mendekati US$26.000, turun 11,27% selama 30 hari terakhir.

Perkembangan positif pada bulan-bulan sebelumnya mendorong harga Bitcoin, di antaranya serangkaian aplikasi untuk dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) AS pertama yang ditautkan ke harga spot Bitcoin. Daftar pemain yang menunggu persetujuan regulasi, antara lain BlackRock, Fidelity, ARK Invest, dan 21Shares.

Kemenangan parsial Ripple Labs melawan Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) AS adalah perkembangan positif lainnya. Namun, optimisme ini berangsur-angsur memudar, kata analisis tersebut, karena para pedagang menunggu keputusan ETF Bitcoin dan banding SEC terhadap Ripple membawa ketidakpastian baru.

Menurut tim JPMorgan, skenario ini berkontribusi pada "babak baru ketidakpastian hukum" untuk pasar kripto, membuat mereka sensitif terhadap perkembangan di masa depan. Kondisi pasar eksternal juga berperan dalam penurunan pasar kripto, termasuk kenaikan imbal hasil riil AS dan kekhawatiran tentang pertumbuhan ekonomi China.

Baca Juga: Binance Resmi Hentikan Layanan Kartu Debit Kripto di Amerika Latin dan Timur Tengah

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rosmayanti
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: