Allo Bank dan Hackuity Perkuat Keamanan Siber di Sektor Bank Digital
Bank digital Indonesia, Allo Bank beserta platform penyedia layanan keamanan siber, Hackuity, keduanya maju bersama untuk memperkuat keamanan siber industri finansial di sektor perbankan digital di Indonesia. Lantas, apa yang membuat Allo Bank tetap menonjol di tengah ketatnya persaingan bank digital di Indonesia?
IT Security Head Allo Bank, Mochamad Riza Achrulah mengatakan bahwa pihaknya memiliki ekosistem yang efisien untuk menyematkan pemasaran dan transaksi perbankan digital yang sarat dengan prioritas pengalaman nasabah (customer experience).
“Allo Bank memiliki strategi yang moderat, artinya kita memulai kerja sama dengan ekosistem di grup CT Corporate, sehingga apa yang sudah kita lakukan justru kerja sama,” ujar Riza dalam acara media gathering Hackuity di Kebayoran Baru, Jakarta pada Senin (28/8/2023).
Baca Juga: Chairul Tanjung Tersenyum Bahagia, Allo Bank Sukses Raup Laba Rp216,25 Miliar pada H1-2023!
Riza mencontohkan Allo Bank yang memiliki aplikasi perbankan digital yang dapat digunakan untuk transaksi pembayaran di kafe, sehingga nasabah mendapatkan diskon. Tidak hanya itu, Allo Bank yang masih dalam naungan grup CT Corporate juga bekerja sama dengan Transmart. Alhasil, strategi ini membuat kegiatan promosi berjalan dengan efisien.
“Jadi, kami langsung menyasar apa yang nasabah inginkan. Nasabah itu sebenarnya perlunya apa sih? Customer experience yang menjadi kami utamakan,” imbuh Riza.
Riza mengklaim, karena strategi tersebut, Allo Bank menghasilkan keuntungan di semester pertama tahun 2023. Dilansir dari laporan keuangan Allo Bank, perolehan laba bersihnya sebesar Rp270 miliar. Lantas bagaimana dari segi keamanan siber dan regulasinya?
Solution Director APJC Hackuity, Christopher Chai mengatakan, adalah penting untuk menemukan keseimbangan antara mengamankan data dan sesuatu yang penting untuk bisnis, serta memastikan keamanan dan regulasi tersebut dapat menyediakan layanan dan pengalaman nasabah yang terbaik dan efisien.
“Jadi, selalu berusaha menemukan keseimbangan antara terlalu aman hingga tidak ada yang mau menggunakan layanan Anda, atau terlalu berorientasi pada pelanggan, tetapi Anda memiliki banyak celah yang dapat dieksploitasi. Jadi, regulasi pasti perlu ada,” jelas Chai.
Chai menyebutkan, Indonesia yang memiliki lembaga-lembaga yang berbeda seperti Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), hingga Bank Indonesia, dapat menciptakan tantangan baru, mulai dari perbedaan sudut pandang untuk menerapkan regulasi keamanan siber di perusahaan perbankan digital.
“Jadi, yang penting masing-masing lembaga atau komite ini harus bersatu, bekerja sama dengan erat, supaya ketika menerbitkan regulasi, tidak akan membingungkan atau menghambat pertumbuhan bisnis perbankan digital dan aviasi,” pungkas Chai.
Baca Juga: Hacker Gunakan AI untuk Rekayasa Sosial dan Curi Data, Ini Cara Mereka Targetkan Korban
Selaku penyedia layanan keamanan siber, Hackuity membantu untuk memperkuat keamanan siber industri aviasi dan finansial seperti Allo Bank dan AirAsia. Di samping itu, Hackuity membantu Phintraco Group, Aplikas Servis Pesona, dan Geosys Infradata untuk memperkuat sistem keamanan siber mereka.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement