Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kasus ISPA Jabodetabek Melonjak 200 Ribu Per Bulan, Begini Kata Legislator

Kasus ISPA Jabodetabek Melonjak 200 Ribu Per Bulan, Begini Kata Legislator Kredit Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anggota Komisi IX DPR Nurhadi mengapresiasi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) yang melakukan upaya pemasangan sensor udara, agar masyarakat mengetahui kualitas udara di sejumlah tempat dengan polusi udara yang buruk.

Hal ini disampaikan Nurhadi terkait dengan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat rata-rata kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di wilayah Jabodetabek rata-rata mencapai 200 ribu per bulan.

"Peringatan polusi udara ini juga terintegrasi dengan aplikasi Satu Sehat. Dengan begitu, warga bisa mendapatkan rekomendasi terkait keperluan dalam aksi yang dilakukan saat polusi sedang tinggi atau kualitas udara buruk," kata Nurhadi kepada wartawan, Senin 28 Agustus 2023.

Nurhadi menuturkan, BMKG juga telah melakukan rekayasa cuaca di Jabodetabek. Hal ini merupakan upaya-upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengendalikan penyakit ISPA yang meningkat.

Tetapi ada juga upaya yang harus dilakukan yaitu mebuat kebijakan yang berkelanjutan, baik jangka pendek, menengah dan panjang terkait dengan polusi udara ini.

Disamping itu juga Pemerintah harus bisa berjalan dua langkah dalam sekali jalan. Langkah tersebut berkaitan dengan program jangka pendek sekaligus jangka panjang.

"Jangka pendeknya, kita berharap pemerintah cepat tanggap menekan peningkatan kasus ISPA supaya pasien tidak bertambah, baik yang disebabkan karena polusi udara maupun karena tertular melalui virus," ujar Nurhadi. 

"Artinya kita memikirkan agar polusi udara bisa dihentikan atau dikurangi sembari terus mengobati pasien ISPA agar segera sembuh dan tidak berpotensi menular," sambungnya.

Lebih lanjut Nurhadi mengatakan, jangka panjangnya, mungkin perlu digiatkan lebih masif penggunaan sistem transportasi massal dan mendorong kendaraan listrik guna mengurangi emisi akibat penggunaan kendaraan berbahan bakar minyak berlebih.

Karena itu, Politikus NasDem ini juga meminta masyarakat juga diharapkan untuk memperketat Protokol Kesehatan (Prokes). Terlebih, mengurangi aktivitas luar ruangan dan menutup ventilasi rumah/kantor/sekolah/ tempat uumum di saat polusi udara tinggi.

"Menggunakan penjernih udara dalam ruangan. Menggunakan masker saat polusi udara tinggi. Dan juga segera konsultasi daring/luring dengan tenaga kesehatan jika muncul keluhan pernapasan," kata Nurhadi yang juga legislator dari dapil Jatim VI meliputi  Kabupaten Blitar, Kabupaten Kediri, Kabupaten Tulungagung, Kota Blitar, dan Kota Kediri ini.

Nurhadi menambahkan, perlu juga antisipasi agar tidak terjadi kasus kebakaran hutan, juga adanya fenomena El Nino yg mengakibatkan potensi hujan tidak menentu.

Pabrik dan PLTU bisa didorong atau diwajibkan untuk menggunakan teknologi dan sistem pembuangan yang ramah lingkungan.

Sebelumnya,  Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI mencatat adanya peningkatan kasus infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) di wilayah Jabodetabek belakangan ini, seiring kondisi polusi udara yang tinggi di kawasan tersebut.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes RI Maxi Rein Rondonuwu mengatakan tercatat kasus ISPA di Jabodetabek rata-rata mencapai 200 ribu per bulan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: