Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Perencanaan LRT Kurang Mendalam Timbulkan Persoalan

Oleh: Achmad Nur Hidayat, Pakar Kebijakan Publik

Perencanaan LRT Kurang Mendalam Timbulkan Persoalan Kredit Foto: Antara/Asprilla Dwi Adha

Meskipun pada awalnya tarif ini terlihat kompetitif dan dapat memberikan kemudahan bagi masyarakat, kita perlu mempertimbangkan keberlanjutan tarif ini di masa depan, terutama setelah periode promosi berakhir. Ketika subsidi atau diskon sudah tidak ada, tentunya harga tiket yang semula terjangkau bisa menjadi beban bagi konsumen, terutama bagi mereka yang menggunakan LRT sebagai moda transportasi sehari-hari.

Harga tiket yang meningkat tentu dapat mengurangi minat masyarakat untuk menggunakan LRT dan kembali beralih ke kendaraan pribadi, yang justru akan memperparah masalah kemacetan di Jabodetabek. Oleh karena itu, penting bagi pihak pengelola untuk memastikan bahwa tarif yang ditetapkan benar-benar sesuai dengan kemampuan masyarakat dan memberikan nilai yang sepadan dengan layanan yang diberikan.

Rekomendasi

Pertama serta yang sangat mendasar, pihak pengelola LRT Jabodebek wajib segera mengevaluasi serta merenovasi desain dan fitur-fitur yang dikeluhkan warga. Adalah penting untuk memahami bahwa meskipun berdasarkan data statistik, keputusan mengenai desain tidak hanya harus mempertimbangkan rata-rata, tetapi juga varian dari data tersebut. Dengan kata lain, desain pintu dan kereta harus mempertimbangkan keberagaman pengguna, termasuk warga negara asing dan individu dengan ketinggian di atas rata-rata.

Selanjutnya, ada urgensi untuk meninjau ulang skema harga tiket setelah periode promosi berakhir. Pihak pengelola perlu mempertimbangkan skema subsidi berkelanjutan atau model pendanaan lain agar tiket tetap terjangkau bagi masyarakat luas, namun tetap memastikan operasional LRT berjalan efisien.

Kemudian, mengingat masalah teknis yang muncul hanya dalam beberapa hari operasional, ada kebutuhan untuk meningkatkan pemeliharaan rutin dan pelatihan bagi staf, terutama dalam penanganan situasi darurat. Ini akan memastikan bahwa gangguan operasional dapat diminimalkan dan, ketika terjadi, dapat ditangani dengan cepat dan efisien.

Terakhir, pihak pengelola juga perlu memperkuat komunikasi dan keterbukaan informasi kepada publik. Mengadakan sesi tanya jawab reguler atau forum diskusi dengan masyarakat akan membantu mendapatkan masukan langsung dari pengguna dan meningkatkan kepercayaan publik.

Dengan melibatkan masyarakat secara aktif dalam evaluasi dan perbaikan layanan, LRT Jabodebek tidak hanya akan memenuhi kebutuhan transportasi, tetapi juga menjalin hubungan yang baik dengan masyarakat yang dilayani.

Pengelolaan LRT Jabodebek menunjukkan betapa pentingnya merespons kebutuhan serta harapan warga dalam penyediaan layanan transportasi massal. Meskipun ada niat baik dalam memberikan solusi transportasi di wilayah Jabodetabek, sebagian aspek desain serta teknis membutuhkan penilaian mendalam serta revisi.

Tarif tiket, walaupun awal mulanya nampak kompetitif, butuh pertimbangan jangka panjang buat menjamin aksesibilitas bagi semua lapisan masyarakat. Dalam mewujudkan transportasi massal yang inklusif, efisien, dan terjangkau, keterlibatan masyarakat dan transparansi dari pihak pengelola menjadi kunci. Semoga LRT Jabodebek dapat terus memperbaiki diri dan menjadi contoh positif bagi sistem transportasi lainnya di Indonesia.

Baca Juga: Usai Diresmikan Jokowi pada 28 Agustus, LRT Jabodebek Telah Layani 28.925 Penumpang

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Rosmayanti

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: