Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Emiten 101 Waskita Karya: Menyorot Kinerja Perusahaan dan Laporan Keuangan

Emiten 101 Waskita Karya: Menyorot Kinerja Perusahaan dan Laporan Keuangan Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Polemik PT Waskita Karya Tbk (WSKT) dalam menghadapi gugatan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU) belum kunjung usai. Per 28 Agustus 2023, salah satu anggota Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Karya itu mendapat panggilan sidang berkat tiga tuntutan yang diterimanya dari PT Mata Langit Nusantara dan CV Anugerah Pertiwi, PT Asri Kemasindo, serta PT Wahyu Graha Persada dan CV Ferry Pratama Tunggal.

Terlepas dari berbagai persoalan hukum yang tengah dilewatinya, Waskita Karya merupakan perusahaan dalam negeri yang pernah diberi kepercayaan untuk menggarap proyek-proyek penting. Sebagai perusahaan konstruksi yang sudah berdiri sejak 1 Januari 1961 lalu, Waskita Karya pernah mengerjakan pembangunan Bandara  Soekarno-Hatta, BNI City, Jalan Layang Pasteur-Cikapayang-Surapati di Bandung, dan masih banyak lagi.

Untuk mengetahui informasi selengkapnya mengenai Waskita Karya, termasuk laporan keuangan, rasio keuangan, dan profil manajemen, simak artikel berikut ini!

Baca Juga: Emiten Astra International 101: Kinerja Perusahaan, Rasio Keuangan, dan Aksi Korporasi

Laporan Keuangan Waskita Karya

Berdasarkan laporan keuangan yang dirilis secara resmi, diketahui bahwa Waskita Karya mencatatkan kerugian sebesar Rp2,07 triliun pada semester pertama tahun ini. Jika dibandingkan dengan kinerja pada periode yang sama di tahun sebelumnya, kerugian Waskita Karya ditaksir membengkak hingga 776,26%.

Salah satu faktor penyebab meroketnya nilai kerugian Waskita Karya adalah tereduksinya besaran pendapatan usaha. Merujuk dari sumber yang sama, dikabarkan bahwa perusahaan tersebut hanya menghasilkan Rp5,27 triliun sepanjang enam bulan pertama tahun ini. Nominal tersebut menunjukkan adanya penurunan sebesar 13,43%.

Beberapa segmen bisnis Waskita Karya ternyata memang mengalami pengikisan. Segmen jasa konstruksi terpantau turun 18,76% menjadi Rp4,34 triliun; segmen pendapatan properti terpangkas 19,41% menjadi Rp83,91 miliar; dan segmen penjualan infrastruktur menukik 34,88% menjadi Rp28,75%. Kendati demikian, segmen penjualan precast justru meroket 546,66% ke angka Rp194,41 miliar.

Sebenarnya, beban pokok pendapatan Waskita Karya mengalami penurunan sebesar 11,46% pada paruh pertama tahun 2023. Namun, karena dana yang digelontorkan sampai menembus Rp4,81 triliun atau hampir setara dengan total pendapatan usaha, Waskita Karya terpaksa mengalami kerugian. 

Sebagai catatan, kepemilikan aset perusahaan pelat merah itu berada di angka Rp96,32 triliun dan terdiri atas aset lancar senilai Rp24,16 triliun serta aset tidak lancar senilai Rp72,15 triliun. Adapun liabilitas dan ekuitas perusahaan masing-masing berada di angka Rp84,31 triliun dan Rp12 triliun. 

Baca Juga: Emiten Sampoerna 101: Laporan Keuangan, Rasio Keuangan, dan Aksi Korporasi

Rasio Keuangan Waskita Karya

Berkaca pada laporan keuangan semester pertama tahun 2023, dilaporkan bahwa Gross Profit Margin (GPM) berada di angka 8,72%. Mengingat GPM rata-rata industri berada di angka 30%, dapat disimpulkan bahwa rasio margin kotor perusahaan satu ini tergolong sangat buruk.

Rasio keuangan lain yang akan dipakai untuk melihat performa Waskita Karya adalah Debt to Equity Ratio (DER) dan Current Ratio (CR). Setelah dihitung, diketahui bahwa DER perusahaan berada di level 702,58% yang termasuk kategori sangat tidak baik; sedangkan CR Waskita Karya berada di posisi 106,31% yang termasuk kategori cukup bagus namun masih harus memaksimalkan lagi kinerja keuangannya. 

Baca Juga: Emiten Adi Sarana Permada 101: Laporan Keuangan, Rasio Keuangan, dan Aksi Korporasi

Profil Manajemen Waskita Karya

Untuk memastikan roda perusahaan bergerak dengan semestinya, Waskita Karya memerlukan sosok pemimpin yang mampu mengemban tanggung jawab. Pada periode ini, kepercayaan tersebut diampu oleh Mursyid selaku direktur utama. Ternyata, lulusan Universitas Gadjah Mada itu pernah menjabat sebagai komisaris utama perusahaan yang sama. 

Dalam menjalankan tugasnya, Agung tentunya tidak sendiri. Ia didampingi oleh rekan kerja yang mempunyai keahlian di bidang masing-masing, seperti Wiwi Suprihatno (direktur keuangan dan manajemen risiko), Ratna Ningrum (direktur human capital manajemen, pengembangan sistem, dan legal), Rudi Purnomo (direktur pengembangan bisnis), I Ketut Pasek Senjaya Putra (direktur operasi I dan quality, health, safety and environment), Hananto Aji (direktur operasi I), Dhetik Ariyanto (direktur operasi II), dan Warjo (direktur operasi III).

Selain jajaran direksi, Waskita Karya juga mempunyai dewan komisaris yang memangku fungsi pengawasan. Jabatan Komisaris Utama Waskita Karya diduduki Heru Winarko. Purnawirawan Polri itu sebelumnya pernah menjabat sebagai Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) beberapa tahun silam.

Baca Juga: Emiten Bayan Resources 101: Performa Perusahaan, Kinerja Keuangan, dan Aksi Korporasi

Perlu diketahui bahwa kedudukan Komisaris Independen Waskita Karya saat ini dipegang oleh Addin Jauharudi, Muradi, dan Muhamad Salim. Sementara itu, sosok yang dipercaya untuk mengemban jabatan sebagai komisaris perusahaan milik negara itu adalah I Gde Made Kartikajaya, T. Iskandar, dan Dedi Syarif Usman.  

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yohanna Valerie Immanuella
Editor: Yohanna Valerie Immanuella

Advertisement

Bagikan Artikel: