Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sektor Minyak dan Gas Jadi Favorit pada September, Medco dan AKRA Ketiban Untung

Sektor Minyak dan Gas Jadi Favorit pada September, Medco dan AKRA Ketiban Untung Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Perkembangan terbaru di pasar minyak dan gas telah menciptakan peluang yang menjanjikan bagi investor di sektor ini.

Harga minyak dunia baru-baru ini mencapai puncak tertinggi, menembus angka US$90 per barel. Kenaikan ini dipicu oleh kebijakan produksi dari negara-negara penghasil minyak, terutama Arab Saudi, yang diperkirakan akan mengurangi produksi minyak sebanyak 1 juta barel per hari hingga Oktober. Keputusan ini diperkirakan akan mendorong kenaikan harga minyak lebih lanjut.

Selain itu, Rusia, sebagai eksportir minyak kedua terbesar di dunia, juga setuju untuk mengurangi ekspor minyak sebesar 300.000 barel per hari sampai dengan bulan depan. Negara-negara OPEC lainnya, termasuk Algeria, secara sukarela akan memotong produksi minyak mereka sebesar 20.000 barel per hari.

Baca Juga: IHSG Naik Tipis, Saham Sektor Perbankan Ini Jadi Pendorongnya

Julis Riken, Relationship Manager Priority Wealth Management PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, menjelaskan bahwa ada beberapa emiten minyak dan gas Indonesia yang menarik dan menjadi favorit untuk September ini di tengah kenaikan harga minyak.

Emiten yang mengambil keuntungan dari kenaikan harga minyak adalah PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC).

“Anak perusahaan Medco, Amman Mineral Internasional (AMMN), telah mendapat izin ekspor hingga 900.000 ton barel setiap tahunnya, yang akan memberikan manfaat tambahan bagi Medco,” jelas Riken, dikutip dari kanal Youtube Mirae Asset Sekuritas pada Kamis (7/9/2023).

Emiten lain yang dapat mengambil manfaat dari situasi ini adalah PT AKR Corporindo Tbk (AKRA). AKRA baru-baru ini menjual lahan mereka kepada investor China dan akan berinvestasi sekitar Rp12 triliun untuk membangun pabrik petrokimia di kawasan Java Integrated and Industrial Port Estate (JIIPE) di Manyar, Kabupaten Gresik, Jawa Timur. 

“Rencananya membangun pabrik di lahan JIIPE untuk produksi sodium karbonat, amonium klorida, dan glifosat serta produk lainnya dengan komposisi 90% milik China dan 10% buat AKRA,” imbuhnya.

Tentu saja ini merupakan katalis positif untuk AKRA ke depannya. Ditambah lagi AKRA akan membagikan dividen interim yang ditaksir sekitar Rp50,00 per saham.

“Juga ada antisipasi El Nino yang akan meningkatkan produksi dari AKRA,” tambah Riken.

Baca Juga: Emiten Unilever 101: Menyoroti Kinerja Perusahaan Sampai Rasio Keuangan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nevriza Wahyu Utami
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: