Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Emiten Unilever 101: Menyoroti Kinerja Perusahaan Sampai Rasio Keuangan

Emiten Unilever 101: Menyoroti Kinerja Perusahaan Sampai Rasio Keuangan Kredit Foto: Lestari Ningsih
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) merupakan salah satu perusahaan Fast Moving Consumer Good (FMCG) terbesar di Indonesia. Berkat kepercayaan dan dukungan yang diberikan oleh keluarga Indonesia sejak tahun 1933, Unilever Indonesia mampu bertahan dan terus mengekspansi bisnisnya hingga kini mampu menguasai berbagai sektor, termasuk makanan ringan, minuman dalam kemasan, produk kecantikan, dan masih banyak lagi.

Perusahaan yang resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) per tanggal 11 Januari 1982 itu kini mempunyai lebih dari 40 brand dan sembilan pabrik yang berlokasi di Jababeka, Cikarang, Rungkut, dan Surabaya. Selama bertahun-tahun, Unilever Indonesia telah menjadi rumah bagi lebih dari 4.000 karyawan yang tersebar di seluruh penjuru negeri.

Untuk mengetahui informasi selengkapnya perihal Unilever Indonesia, termasuk kinerja perusahaan, rasio keuangan, profil manajemen, dan aksi korporasi, silakan simak artikel berikut ini!

Baca Juga: Emiten Indofood CBP 101: Kinerja Perusahaan, Rasio Keuangan, dan Aksi Korporasi

Laporan Keuangan Unilever Indonesia pada Paruh Pertama 2023

Beberapa waktu lalu, Unilever Indonesia telah merilis laporan keuangan untuk periode paruh pertama tahun 2023. Berdasarkan laporan tersebut, diketahui bahwa perusahaan FMCG itu berhasil membukukan laba sebesar Rp2,75 triliun. Sayangnya, jika dibandingkan dengan keuntungan pada paruh pertama tahun lalu, terlihat ada penurunan sebesar 19,53%.

Menukiknya perolehan laba Unilever Indonesia sejalan dengan terkikisnya nominal penjualan bersih. Sepanjang enam bulan pertama tahun 2023, perusahaan tersebut mencatatkan penjualan bersih sebesar Rp20,29 triliun alias turun 5,46% dari periode yang sama di tahun sebelumnya.

Sementara itu, harga pokok penjualan Unilever Indonesia terpantau ikut menyusut 1,65% menjadi Rp10,17 triliun. Adapun beban pemasaran dan penjualan serta beban umum dan administrasi pada semester pertama tahun 2023 masing-masing berada di angka Rp4,46 triliun dan Rp2,02 triliun.

Sebagai informasi tambahan, per Juni 2023, total aset Unilever Indonesia mencapai Rp19,95 triliun yang terdiri atas aset lancar senilai Rp9,53 triliun dan aset tidak lancar senilai Rp10,41 triliun. Adapun liabilitas dan ekuitas perusahaan masing-masing berada di angka Rp16,01 triliun dan Rp3,93 triliun. 

Baca Juga: Emiten 101 Waskita Karya: Menyorot Kinerja Perusahaan dan Laporan Keuangan

Rasio Keuangan Unilever Indonesia

Berkaca pada laporan keuangan pada kuartal pertama tahun 2023, diketahui bahwa Gross Profit Margin (GPM) Unilever Indonesia berada di angka 49,87%. Perlu diketahui bahwa GPM rata-rata industri berada di angka 30%. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa rasio margin kotor perusahaan satu ini tergolong baik.

Rasio keuangan lain yang akan dipakai untuk melihat performa Unilever Indonesia adalah Return on Asset (ROA). Jika dikalkulasikan, sepanjang tiga bulan pertama tahun 2023, ROA perusahaan multinasional itu berada di level 13,78%. Dengan persentase tersebut, perusahaan tersebut tergolong sudah mampu mengelola aset terhadap laba dengan sangat baik.

Rasio keuangan terakhir yang akan dijadikan tolok ukur adalah Debt to Equity Ratio (DER) dan Current Ratio (CR). Setelah dikalkulasikan, dilaporkan bahwa DER perusahaan berada di level 407,37% yang termasuk kategori tidak sehat; sedangkan CR Unilever Indonesia berada di posisi 67,67% yang termasuk kategori ideal.

Baca Juga: Emiten Astra International 101: Kinerja Perusahaan, Rasio Keuangan, dan Aksi Korporasi

Profil Manajemen Unilever Indonesia

Untuk memastikan kegiatan operasional perusahaan berjalan dengan baik, Unilever Indonesia tentunya membutuhkan sosok pemimpin berjiwa kuat dan mempunyai pengalaman yang mumpuni. Sosok yang dinilai cocok untuk mengampu jabatan tertinggi di perusahaan tersebut adalah Ira Noviarti.

Sebelum menjabat sebagai presiden direktur, lulusan Universitas Indonesia itu pernah menjabat sebagai Beauty & Wellbeing and Personal Care Director Unilever Indonesia dan Managing Director untuk Unilever Foods Solutions South East Asia.

Dalam menjalankan tugasnya, Ira didampingi oleh rekan-rekan yang mempunyai kapabilitas unggul. Rekan-rekan yang dimaksud adalah Enny Hartati Sampurno (direktur integrated operations), Willy Saelan (direktur human resources), Ainul Yaqin (direktur personal care), Hernie Raharja (direktur sales), Shiv Sahgal (direktur home care), Amaryllis Esti Wijono (direktur nutrition), Anindya Garini Hira Murti Triadi (direktur ice cream), Sandeep Kohli (direktur beauty and wellbeing), Vivek Agarwal (direktur finance), dan Nurdiana Darus (direktur dan sekretaris perusahaan).

Tidak hanya jajaran direksi, Unilever Indonesia juga didampingi oleh dewan komisaris yang bertugas untuk menjalankan fungsi pengawasan. Jabatan Presiden Komisaris Unilever Indonesia diampu oleh Sanjiv Mehta. Sebelum memangku jabatannya yang sekarang, ia pernah terlebih dahulu dipercaya sebagai Chairman & Managing Director Hindustan Unilever Limited, Chairman dan CEO Unilever Philippines Inc., dan Chairman Unilever-Afrika Utara dan Timur Tengah.

Sementara itu, tanggung jawab sebagai Komisaris Independen & Ketua Komite Audit Unilever Indonesia diemban oleh Alexander Rusli. Alissa Wahid, Debora Herawati Sadrach, dan Fauzi Ichsan berprofesi sebagai komisaris independen, sedangkan Ignasius Jonan dipercaya sebagai Komisaris Independen & Ketua Komite Nominasi dan Remunerasi Unilever Indonesia. 

Baca Juga: Emiten Sampoerna 101: Laporan Keuangan, Rasio Keuangan, dan Aksi Korporasi

Aksi Korporasi Unilever Indonesia

Dengan jaringan bisnis yang luas dan kepercayaan masyarakat yang tinggi, dari tahun ke tahun, Unilever Indonesia mampu mengantongi laba dalam jumlah besar. Oleh sebab itu, untuk menyampaikan rasa terima kasih kepada para investor, perusahaan tersebut memutuskan untuk membagikan dividen senilai Rp2,70 triliun atau setara dengan Rp71 per lembar pada 20 Juli 2023 lalu.

Selain itu, seperti perusahaan pada umumnya, Unilever Indonesia juga pernah melakukan perombakan susunan pengurus karena satu dan lain hal. Baru-baru ini, tepatnya pada 13 Juni 2023, perusahaan FMCG tersebut menyetujui pengunduran diri Direktur Supply Chain Unilever, Alper Kulak. Setelah 25 tahun mengabdi di Unilever, laki-laki berkebangsaan Turki itu akhirnya memutuskan untuk berhenti bekerja karena alasan pribadi. Sampai saat ini, jika merujuk pada situs resminya, posisi Alper Kulak sepertinya belum tergantikan.

Aksi korporasi lainnya yang terbilang cukup sering dilakukan oleh Unilever Indonesia adalah akuisisi. Pada tahun 1990, misalnya, perusahaan tersebut dikabarkan telah mengambil alih SariWangi dan merambah ke bisnis teh. Lalu, pada tahun 2003, Unilever Indonesia turut mengakuisisi saham PT Knorr Indonesia (PT KI) dari Unilever Overseas Holdings Limited. 

Baca Juga: Emiten Adi Sarana Permada 101: Laporan Keuangan, Rasio Keuangan, dan Aksi Korporasi

Selanjutnya, pada tahun 2008, salah satu perusahaan FMCG terbesar di Indonesia tersebut memutuskan untuk memperluas bisnisnya ke segmen jus dalam kemasan. Oleh sebab itu, di tahun yang sama, Unilever Indonesia mengambil alih Buavita dan Gogo. Kabarnya, dalam waktu dekat, Unilever Indonesia juga akan mengakuisisi Yasso Holdings, merek frozen yogurt di Amerika Utara, dalam rangka ekspansi kelompok bisnis es krim.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yohanna Valerie Immanuella
Editor: Yohanna Valerie Immanuella

Advertisement

Bagikan Artikel: