Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Waketum Partai Garuda: Kami Dukung Presiden Tak Mainkan Orkestra Kebencian

Waketum Partai Garuda: Kami Dukung Presiden Tak Mainkan Orkestra Kebencian Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Partai Garuda menyatakan sepakat dengan apa yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo saat KTT ASEAN soal mengelola perbedaan. Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi mengatakan ucapan Jokowi tersebut senada dengan kondisi politik di Indonesia menjelang pemilu.

"Dalam KTT ke-43 ASEAN, Presiden menyampaikan jika kita tak mampu mengelola perbedaan, ikut terbawa arus rivalitas, kita bisa hancur. Jokowi minta para pemimpin untuk tidak menciptakan konflik. Pernyataan Jokowi di depan para Kepala Negara Asean, itu senada dengan kondisi politik di negara ini menjelang Pemilu," ujarnya dalam keterangan tertulis, Jum'at (8/9/2023).

Ia mengimbau agar partai-partai jangan sampai terbawa arus rivalitas yang diciptakan oleh orang-orang di luar partai yang menggunakan narasi kebencian dengan mengatasnamakan pendukung calon presiden (Capres). Hal ini karena hanya untuk memuaskan hawa nafsu akan perselisihan, bukan untuk kepentingan capres yang mereka dukung.

"Seluruh pengurus, anggota, dan Caleg Partai Garuda tidak akan memainkan orkestra kebencian untuk menyerang Ganjar dan Anies, tapi tentu akan mematahkan semua pandangan dan program Ganjar maupun anies yang dianggap keliru. Untuk memperlihatkan ke pemilih yang masih belum menentukan pilihan bahwa Prabowo layak memimpin negeri ini," ungkapnya.

Lebih lanjut, Teddy mengatakan Partai Garuda tidak akan membenarkan orang-orang yang mendukung capres tetapi dengan narasi yang memaki, menghina, dan menyebarkan kebencian demi memuaskan nafsu mereka.

"Kami melihat ada kelompok-kelompok dari setiap pendukung Capres, yang narasinya memaki, menghina, menyebarkan kebencian demi untuk memuaskan nafsu mereka sendiri. Partai Garuda menyatakan bahwa sekalipun mereka mengaku pendukung Prabowo, tidak akan dibenarkan. Karena mereka bukanlah pendukung Prabowo, tapi orang-orang sakit yang sedang memuaskan dahaga mereka," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: