Kredit Foto: Unsplash/ Afif Kusuma
Margo mengatakan, capaian tersebut menunjukkan pemulihan ekonomi Indonesia makin kuat dibandingkan dua tahun sebelumnya di tengah pandemi COVID-19.
"Kinerja ekonomi tahun 2022 menguat dibandingkan tahun 2021. Pertumbuhan ekonomi tahunan kembali ke level 5 persen," kata Margo dalam konferensi pers virtual, Senin (6/2/2023).
Angka pertumbuhan ekonomi tahun 2022 itu sesuai dengan target pemerintah, yakni di kisaran 5,3 sampai 5,4 persen.
Pertumbuhan Ekonomi 2023
Selanjutnya, pada tahun 2023, pertumbuhan ekonomi Indonesia berhasil bertahan pada angka 5%. BPS melaporkan, ekonomi Indonesia pada kuartal I-2023 tumbuh sebesar 5,03 persen secara tahunan (yoy).
"Tren pertumbuhan ekonomi tahunan masih tumbuh pada level 5 persen menandakan ekonomi kita masih stabil," ujar Moh Edy Mahmud, Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS.
Jika dilihat berdasarkan sumber pertumbuhan menurut pengeluaran, perekonomian Indonesia masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga. Tercatat konsumsi rumah tangga yang berkontribusi sebesar 52,88 persen tumbuh 4,54 persen secara tahunan.
Kemudian, pembentukan modal tetap bruto atau investasi tumbuh 2,11 persen secara tahunan. Lalu, pada perdagangan luar negeri, ekspor RI tumbuh 11,68 persen dan impor tumbuh 2,77 persen. Adapun konsumsi pemerintah tumbuh 3,99 persen. Terakhir, konsumsi LNPRT tumbuh 6,17 persen.
Kinerja Ekonomi Indonesia Tuai Pujian dari IMF dan World Bank
Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (IMF) Kristalina Georgieva memuji Indonesia atas kinerja perekonomiannya yang terus tumbuh di atas rata-rata perekonomian dunia. Ia menilai kondisi perekonomian Indonesia cukup stabil di tengah situasi perekonomian global yang sedang dihadapkan dengan banyak ketidakpastian.
“Di tengah situasi ekonomi dunia yang diwarnai banyak ketidakpastian, ekonomi Indonesia cukup baik dan stabil dengan pertumbuhan ekonomi yang jauh di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi dunia,” ujarnya alam pertemuan dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) di sela rangkaian pertemuan KTT G7 di Hiroshima, Jepang, Sabtu (20/5/2023).
Georgieva menambahkan, IMF berharap dengan pertumbuhan ekonomi tersebut, Indonesia dapat ikut serta dalam memberikan bantuan kepada negara-negara berkembang lainnya, terutama dalam mengentaskan kemiskinan.
“IMF harapkan bantuan Indonesia kepada negara berkembang lain, terutama di bidang pengentasan,” tuturnya.
Selanjutnya, Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menuturkan bahwa kinerja ekonomi Indonesia ini membuat World Bank terkagum-kagum. Pujian tersebut didengarnya dari acara Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN yang digelar di Jakarta.
"IMF datang memuji, World Bank datang memuji Indonesia," ungkapnya, dalam Rapat Kerja Komite IV DPD RI di Kompleks Parlemen DPR, dikutip Jumat (8/9/2023).
Pasalnya, Indonesia dianggap menerapkan kebijakan ekonomi yang tepat selama pandemi Covid-19, sehingga bisa pulih lebih cepat dibandingkan negara lain.
"Negara lain masih banyak yang defisit dan belum bisa kembali, Indonesia menjadi yang lebih cepat," pungkasnya.
Peluang dan Tantangan Ekonomi Indonesia
Bank Indonesia memprediksi bahwa perekonomian Indonesia masih berlanjut tumbuh pada tahun 2024. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2024 diproyeksikan akan terus meningkat menjadi 4,7 persen–5,5 persen. Pertumbuhan ini akan ditopang oleh konsumsi, investasi, dan ekspor.
“Pertumbuhan ditopang oleh konsumsi, investasi yang meningkat karena hilirisasi infrastruktur penanaman modal asing, pariwisata, dan lainnya,” ujar Perry dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2022 di Jakarta, Rabu (30/11/2022).
Tidak hanya itu, diselenggarakannya pemilihan umum (Pemilu) dan pemilihan kepala daerah (Pilkada) pada tahun 2024 mendatang dikabarkan akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.
Berdasarkan data historis, ekonom PT Bank Central Asia Tbk, David Sumual mengatakan, alih-alih bisa mengganggu perekonomian, penyelenggaraan Pemilu justru akan mendorong pertumbuhan ekonomi.
“Kami lihat Pemilu dari 20 tahun terakhir di Indonesia, setelah Pemilu, kondisi politik cukup stabil. Ini berkontribusi positif buat ekonomi,” ujar David dalam Acara Ekonomi dan Kebijakan Fiskal 2024 yang diselenggarakan Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Rabu (31/5/2023), di Jakarta.
Dalam perhitungannya, penyelenggaraan Pemilu bisa mendorong pertumbuhan ekonomi 0,15-0,2 persen. Dorongan itu bersumber dari belanja kampanye dan penyelenggaraan Pemilu yang bisa mendorong pertumbuhan konsumsi masyarakat. Pertumbuhan itu antara lain berasal dari berbagai sektor, misalnya ritel, garmen (tekstil & produk tekstil), media, logistik, serta transportasi.
Meskipun diproyeksikan memiliki banyak peluang untuk tumbuh, perekonomian Indonesia juga memiliki tantangan-tantangan yang harus dihadapi dengan hati-hati. Salah satunya adalah tantangan global, yakni terkait ketegangan geopolitik Rusia-Ukraina yang belum juga usai.
Salah satu dampak dari ketegangan tersebut adalah naiknya harga minyak. Sebagaimana diketahui, Rusia merupakan salah satu produsen minyak terbesar di dunia dan Ukraina adalah salah satu rute penting untuk transportasi minyak dan gas Rusia ke pasar Eropa.
Konflik yang melibatkan Rusia dapat menyebabkan ketidakstabilan pasokan energi ke Eropa, yang pada gilirannya dapat memengaruhi harga minyak dunia. Indonesia, sebagai pengimpor minyak, dapat merasakan dampaknya melalui kenaikan harga minyak global yang dapat memengaruhi biaya impor energi.
Baca Juga: Dorong Penurunan Emisi, PLN EPI Kembangkan Ekosistem Green Ekonomi di Gunung Kidul
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ni Ketut Cahya Deta Saraswati
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement