Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mengulik Proyek Rempang Eco-City: Berkonflik Tetapi Datangkan Banyak Manfaat Ekonomi?

Mengulik Proyek Rempang Eco-City: Berkonflik Tetapi Datangkan Banyak Manfaat Ekonomi? Kredit Foto: Antara/Teguh Prihatna/nz

Hingga saat ini, jumlah investasi pengembangan Kawasan Rempang Eco-City Batam telah mencapai Rp43 triliun. Airlangga menginginkan target investasi awal sebesar Rp50 triliun dapat digenapkan oleh PT MEG sebagai pengembang. Selain itu, PT MEG sendiri diharapkan akan membantu pemerintah menarik investor asing maupun lokal untuk mengembangan ekonomi di Pulau Rempang.

“Dalam dua tahun terakhir, di 2022 kalau tidak salah investasinya Rp18 triliun. Kemudian, investasi sebelumnya Rp25 triliun," ujarnya. Airlangga menyebut pertumbuhan ekonomi Kepulauan Riau sebesar 5,09% dan Batam sebesar 6,84% merupakan bekal awal untuk membangun Rempang Eco-City. Kini proses pengembangan hanya tinggal menunggu peraturan presiden dan penyelesaian kendala teknis di lapangan. 

Investor China Mulai Masuk

Pengembangan proyek Rempang Eco-City menjadi kawasan ekonomi hijau baru yang dimiliki oleh Indonesia dikabarkan telah menarik minat investasi dari produsen kaca terkemuka asal China, yakni Xinyi Glass Holdings Ltd.

Tak main-main, dana investasi yang siap digelontorkan oleh Xinyi Glass Holding dalam proyek kawasan hijau tersebut dilaporkan mencapai US$11,6 miliar ekuivalen Rp175 triliun atau sekitar 45,93 persen dari total investasi yang ditargetkan, yakni Rp381 triliun. Komitmen investasi tersebut bahkan telah disepakati dalam perjanjian kerja sama antara Indonesia dan China yang telah ditandatangani pada 18 Juli 2023 lalu. 

Menteri Penanaman Modal/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (Kepala BKPM) Bahlil Lahadalia menjelaskan, investasi tersebut akan berkontribusi dalam membangun ekosistem industri kaca dan panel surya di wilayah Rempang, Batam, Indonesia.

"Investasi dari Xinyi Glass di Indonesia akan menjadi yang terbesar di luar China," kata Bahlil dikutip dari siaran pers Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Selasa (12/9/2023). 

Sebelum resmi meneken kontrak kerjasama, pada 16 April 2023, Xinyi Glass Holdings Ltd sengaja datang ke Batam untuk mempelajari secara langsung iklim usaha di pulau tersebut. CEO Xinyi Glass Holdings Ltd, Tung Chiang Sai mengatakan bahwa ia sangat memperhatikan pembangunan infrastruktur yang sedang gencar dilakukan di Batam. Ia optimis Batam akan menjadi pilihan yang tepat untuk berinvestasi jika pembangunan infrastrukturnya terus berlanjut.

"Batam sangat maju dan berkembang di Indonesia, banyak perusahaan China tertarik terhadap Batam. Saya sendiri sedang mempelajari iklim investasi di Batam dan memang sangat menarik serta menjanjikan bagi dunia investasi," ujar Tung. 

Baca Juga: Bentrok di Pulau Rempang Batam, KemenPPPA Himbau Penyelesaian Tidak Bahayakan Anak-anak

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ni Ketut Cahya Deta Saraswati
Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: