Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jelang Pemilu 2024, Akankah Investor Asing Tunda Investasi di Pasar Saham Indonesia?

Jelang Pemilu 2024, Akankah Investor Asing Tunda Investasi di Pasar Saham Indonesia? Kredit Foto: Antara/Indrianto Eko Suwarso
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemilu Indonesia dijadwalkan akan berlangsung pada Februari 2024 mendatang. Ini adalah momen penting yang akan memengaruhi dinamika pasar keuangan. Bagi para investor, terdapat beberapa faktor utama yang perlu diperhatikan dalam menyikapi pasar menjelang Pemilu 2024, berdasarkan pola-pola yang terlihat dari Pemilu-Pemilu sebelumnya.

Sudah empat kali Indonesia melaksanakan Pemilu langsung sejak tahun 2004, yaitu pada tahun 2004, 2009, 2014, dan 2019. Josua Pardede, Chief Economist PT Bank Permata Tbk, mengungkapkan bahwa terdapat pola-pola yang memiliki kesamaan dalam tahap-tahap menjelang Pemilu pada keempat kali pemilihan tersebut, dan hal ini menjadi gambaran bagi apa yang mungkin dihadapi pada Februari 2024 nanti.

“Salah satu tren yang perlu diperhatikan adalah bahwa menjelang Pemilu, satu hingga dua kuartal sebelumnya, akan terlihat dampak positif pada konsumsi masyarakat karena adanya alokasi anggaran dari pemerintah pusat untuk penyelenggaraan Pemilu,” jelas Josua, dikutip dalam segmen #MoneyDiscussion bersama Rivan Kurniawan pada Senin (18/9/2023).

Baca Juga: Demi Investasi Rp300 Triliun, Bahlil Pastikan Proyek Rempang Eco City Jalan Terus

Namun, di sisi lain, terdapat kesimpulan bahwa investor asing cenderung bersikap wait and see menjelang Pemilu, setidaknya dalam rentang waktu satu hingga dua kuartal sebelum Pemilu.

Dalam perspektif investor asing, penting bagi mereka untuk memiliki keyakinan yang cukup terkait dengan calon pemimpin yang akan terpilih dan partai pemenang dalam Pemilu. Hal ini akan memengaruhi kebijakan ekonomi secara keseluruhan.

Kepastian terkait kebijakan ekonomi dan kebijakan pemerintahan secara menyeluruh adalah harapan utama dari investor. Ketika terdapat ketidakpastian, investor asing cenderung menahan dan menunda keputusan investasi mereka.

“Kita lihat trennya cukup jelas, dari penanaman modal asing di sektor riil itu cenderung menunda sementara dulu sampai dengan adanya kejelasan. Mungkin perilakunya agak sedikit berbeda antara investor di sektor riil dengan investor di pasar modal. Investor riil ini perlu kejelasan karena mereka berinvestasi untuk jangka panjang, sehingga perlu melihat kejelasan dengan hasil Pemilu,” terangnya.

Namun, terdapat momen-momen di pasar modal yang bisa dimanfaatkan, seperti sektor consumer goods, ritel, dan media yang menjadi alat kampanye. Pemilu mendatang akan memengaruhi beberapa sektor yang tetap berkinerja baik.

Menurut pengamatan Josua, beberapa sektor saham mungkin akan terpengaruh oleh sentimen wait and see dari investor terkait dengan kejelasan kelanjutan dari program Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara.

Oleh karena itu, selektivitas dalam memantau dan mengidentifikasi sektor-sektor potensial ini menjadi kunci dalam mengambil keputusan investasi di masa yang akan datang.

“Keberlanjutan dari IKN ataupun proyek pemerintah yang sudah ada saat ini apakah akan berlanjut. Tentunya, ini menjadi pertanyaan besar bagi investor. Jadi, menurut saya mungkin ada beberapa sektor saham yang tentunya akan dipengaruhi tadi oleh sentimen wait and see dari investor tersebut,” ungkap Josua.

Baca Juga: Tambah Kepemilikan, Komisaris Phapros Ini Angkut 37,8 Ribu Lembar Saham Perusahaan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nevriza Wahyu Utami
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: