Berkenaan dengan kenaikan harga beras, ia menuturkan hal ini merupakan dampak dari kondisi iklim di tanah air. Menurutnya, El Nino terjadi secara global bukan hanya sebatas di Indonesia saja dan Jawa Barat. Kekeringan ini memengaruhi pola tanam dan produksi beras.
"Secara cadangan untuk Jabar berada dalam jumlah yang memadai dan Bulog sudah melakukan proses untuk menambah stok dengan melakukan impor," katanya.
Sementara dari sisi permintaan, adanya Program Bantuan Pangan yang sudah direalisasikan kepada 4,1 juta KPM membuat kebutuhan pangan masyarakat akan tercukupi selama tiga bulan ke depan.
"Setiap keluarga menerima bantuan berasa sebanyak 10 kg untuk tiga bulan ke depan," ujarnya.
Langkah ini akan memengaruhi permintaan. Sebab, penetapan harga sangat dipengaruhi permintaan dan penawaran. Permintaan sudah dipenuhi oleh stok yang ada, sedangkan penawaran akan dipenuhi oleh OP dan GPM yang dilakukan secara masif.
"OPM dan GPM akan digelar secara masif, sehingga bisa memberikan ketenangan kepada masyarakat bahwa stok beras ada," tegasnya.
Erwin menambahkan kondisi El Nino seperti yang disampaikan oleh BMKG diharapkan pada awal November 2023, curah hujan mulai turun, sehingga kekeringan akan berkurang.
"Jadi masyarakat tidak perlu khawatir dalam menghadapi El Nino ini, sehingga tidak terjadi panic buying," pungkasnya.
Baca Juga: Siapkan Hampir 28 Ribu Ton Beras, Bulog Sumut Bakal Distribusikan ke 926 Ribu KPM
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait:
Advertisement