Di Bawah Ancaman ‘Predator Pinjaman’
Oleh: Rahman Mangussara, Founder Center for Financial and Digital Literacy
Kredit Foto: CFDL
Terlilit Utang
Lalu apa jawaban atas pertanyaan, faktor apa yang membuat masyarakat gemar berutang? Di luar karena kebutuhan usaha, agaknya kita akan menemukan dua jawaban ini. Pertama, karena kebutuhan hidup yang mendesak, seperti biaya sekolah, kesehatan, dan lain. Ini yang terjadi pada banyak guru (berdasakan laporan OJK) yang terjebak lintah digital. Kan, tidak mungkin guru yang terdidik itu kurang literasinya sampai harus meminjam dengan syarat bunga pencekik? Masalah kemiskinan ini mesti mendapat perhatian serius pemerintah.
Kedua, harus diakui bahwa saat ini konsumersime tak terbendung dan cara mudah untuk membiayainya adalah pinjaman cepat cair online tak peduli bunga dan biayanya luar bisa besarnya.
Gabungan kedua hal di atas ditambah pemasaran agresif pinjol ilegal membuat banyak masyarakt terlilit utang yang tak bisa dibayar. Dalam jangan pendek, masalah ini berbahaya bagi rumah tangga dan dalam jangka menengah, berpotensi fatal pada ekonomi makro. Dibutuhkan cara-cara kreatif untuk mengatasi masalah ini. "Karena ini ilegal, bukan dalam pengawasan kami. Itu urusannya polisi," pasti bukan jawaban kreatif, cerdas, dan bermutu.
Tapi apakah pinjaman online melulu beracunnya? Tentu saja tidak. Siapa bilang pinjaman berbasis teknologi tidak memiliki madu? Statistik OJK ini bercerita banyak tentang madu itu.
Jumlah outstanding pinjaman online resmi hingga Juni 2023 mencapai Rp47 triliun (pada Juli sudah lebih dari Rp50 triliun). Camkan baik-baik, Anda tidak salah baca.
Hampir Rp17 triliun untuk membiayai UMKM dengan kualitas pinjaman yang mengagumkan dilihat dari sisi kelancaran membayar cicilan. Tingkat macetnya rendah. Memang, penyaluran pinjaman ini masih terkonsentrasi di Jawa (87%) dengan porsi terbesar ada di Jakarta, disusul berturut-turut Jawa Barat dan Jawa Timur, Banten dan Jawa Tengah. Ini bisa mengulangi kesalahan konstrasi kredit pada lembaga keuangan non-digital.
Baca Juga: Ekonom: Ada Keterkaitan antara Peningkatan Jumlah Pinjol dan Judi Online
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Rosmayanti
Advertisement