Kolaborasi, IT Del dan Privy Bikin Sistem Verifikasi Identitas Digital Mahasiswa
Digitalisasi yang semakin masif paska pandemi Covid-19 telah mengubah cara hidup manusia dalam berbagai aspek, tidak terkecuali di bidang pendidikan khususnya perguruan tinggi. Dalam rangka menciptakan sistem otomatisasi pencatatan dan standarisasi kehadiran mahasiswa melalui continuous-face recognition, Institut Teknologi Del (IT Del) melakukan Perjanjian Kerjasama dengan PT Privy Identitas Digital (Privy), Jumat (22/9/2023).
Penandatangan tersebut dilakukan pada kegiatan Inagurasi Mahasiswa Baru XXIIII dan Dies Natalis XXII yang mengangkat tema “Fostering Collaboration and Innovation towards Research Excellence” di Sitoluama, Toba, Sumatera Utara. Baca Juga: Gandeng Austrade, Privy Perkuat Ekspansi Bisnis di Australia
“Pandemi telah menciptakan kebiasaan baru yang tak dapat dilepaskan dari digitalisasi, dimana dunia menjadi semakin terkoneksi dan demokratisasi terjadi hampir di segala bidang. Diperlukan tata kelola yang baik serta kedisiplinan dalam menghadapi situasi tersebut," ungkap Direktur Jenderal Kekayaan Negara, Kementerian Keuangan RI, Rionald Silaban melalui keterangan tertulisnya di Jakarta, Sabtu (23/9/2023).
Salah satu aspek penting dalam tata kelola perguruan tinggi adalah verifikasi identitas untuk memastikan bahwa akses masuk dan keluar lingkungan kampus dapat dikontrol demi keamanan dan juga akuntabilitas mahasiswa. Proses verifikasi juga terus berubah seiring dengan pembaruan teknologi, termasuk dengan memindai (scan) kartu identitas yang dimiliki tiap mahasiswa. Meskipun demikian, masih terdapat risiko kehilangan kartu dan penyalahgunaan kepemilikan identitas pada proses tersebut.
Dalam rangka memitigasi risiko yang terjadi, Privy bersama IT Del berkolaborasi menciptakan sistem otomatisasi pencatatan dan standarisasi kehadiran mahasiswa melalui penerapan teknologi continuous-face recognition berbasis identitas digital Privy yang terverifikasi dan telah berinduk ke Kementerian Komunikasi dan Informatika RI.
“Melalui user-centric digital identity, kita dapat menghindari penyalahgunaan dan pencurian identitas. Identitas digital yang diterbitkan oleh Privy berbasis sertifikat elektronik, dimana identitas pengguna telah terlebih dahulu diverifikasi berdasarkan data kependudukan di Ditjen Dukcapil, Kemendagri," papar CEO & Founder Privy, Marshall Pribadi.
Sebagai Penyelenggara Sertifikat Elektronik (PSrE) yang telah berinduk ke Kominfo, Privy sudah memverifikasi lebih dari 42 juta pengguna individu di Indonesia dan dipercaya oleh lebih dari 2.600 perusahaan, serta lebih dari 100 juta dokumen telah ditandatangani secara digital melalui Privy. Selain didukung dengan infrastruktur teknologi yang canggih, pengembangan kapasitas sumber daya manusia (SDM) tetap menjadi aspek terpenting dalam tata kelola perguruan tinggi. Baca Juga: UMKM Fokus Tumbuhkan Ekonomi Digital, Lantas Apa Upaya Atasi Kesenjangan Digitalisasi?
Sementara itu, Ketua Dewan Pembina The Habibie Center, Ilham Akbar Habibie mengatakan, SDM yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) perlu dikembangkan pada generasi masa depan. "Salah satu pilar Generasi Indonesia Emas adalah pengembangan SDM unggul yang menguasai iptek (ilmu pengetahuan dan teknologi). Tidak ada satupun negara maju di dunia ini yang tidak menguasai iptek," kata Ilham.
Sejalan dengan hal ini, Luhut Binsar Panjahitan selaku Ketua Pembina Yayasan Del menegaskan pentingnya penguatan kapasitas SDM yang unggul dan adaptif terhadap perkembangan digital melalui pendidikan tinggi. "Saya ingin menekankan penguatan kapasitas SDM dalam menghadapi kondisi ekonomi-politik global saat ini. Sehubungan dengan perkembangan teknologi seperti AI (artificial intelligence / kecerdasan buatan), mahasiswa harus dapat menyikapinya dengan tepat, memaksimalkan potensinya namun tetap waspada terhadap risiko yang ada," jelas Luhut.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Fajar Sulaiman
Advertisement