Penggunaan data dalam sebuah bisnis saat ini sangat penting, akan tetapi perkembangan teknologi saat ini juga tak secepat dengan perubahan atau ekspektasi konsumen dari segi perspektif data.
Rully Moulany, Area Vice President, Asia Confluent menyebut bahwa data terus bertumbuh, akan tetapi teknologi data itu perkembangannya tak sedahsyat pertumbuhan data tersebut.
"Jadi pertumbuhan data eksponensial, tapi pertumbuhan teknologi terkait data itu linier," ucapnya di Kantor Confluent Indonesia, Jakarta Selatan, Rabu (27/9/2023).
Baca Juga: Perkuat Ekosistem Syariah Berbasis Digital, Maruf Amin Tekankan Empat Poin Penting
Rully menjelaskan alasan dibalik pertumbuhan teknologi data itu linier lantaran teknologi data yang sudah ada saat ini seperti database sudah tidak sangat mumpuni untuk era saat ini.
"Teknologi database yang dibuat tahun 50-an silam, merupakan teknologi data yang mumpuni yang sampai saat ini digunakan dan bisa juga dipakai untuk puluhan tahun mendatang yang menyimpan data statis," ucapnya.
Pria lulusan University of Massachusetts - Amherst, Amerika Serikat ini menyebut bahwa database atau relational database merupakan teknologi yang sangat stabil dan mumpuni, yang sudah lama digunakan dan akan terus digunakan karena memang bagus.
Akan tetapi, lanjutnya bahwa dengan perilaku konsumen dan masyarakat serta stakeholder saat ini yang semakin berubah dan semakin digital, maka penggunaan database itu menjadi pertanyaan besar.
"Apakah teknologi database itu masih mumpuni di era yang sekarang? Jawabannya tidak, tidak cukup dan sudah tidak mampu sehingga harus dibantu dengan teknologi lainnya," jelasnya.
Rully menyebut bahwa teknologi baru yang bisa digunakan dalam membantu database itu yakni data streaming.
"Data streaming merupakan teknologi yang paling natural paling mendekati perilaku secara wajar yang memiliki sifat real time, sedangkan teknologi database tidak real time karena dia menyimpan data statis setelah sesuatu terjadi dan ketika membutuhkannya, ada sistem query dan baru dijawab dari database," tegas dia.
Ia memaparkan perbedaan data manajemen era dulu dan sekarang dengan ada data streaming yang lebih mendekati perilaku manusia yang semuanya lebih instan.
"Oleh karena itu tujuan data streaming itu ada untuk meng-adress suatu tantangan data manajemen untuk lebih mendekati perilaku manusia dan ekspektasi pelanggan saat ini yang semuanya serba real time," tambah Rully.
Mengenal Data Streaming dari Confluent
Confluent merupakan perusahaan pionir dalam data streaming yang bermula dari sebuah teknologi Kafka yang di open source.
Di Kafka, konsumen bisa menggukanan teknologi itu secara gratis, namun untuk mendapatkan sesuatu yang lebih advance dan secure serta mendapat dukungan, maka bisa menggunakan versi Confluent yang berbayar.
Dari sisi teknologi, data streaming buka seperti database yang sudah ada dari puluhan tahun yang lalu.
Data streaming diketahui baru ada dan dilahirkan medio tahun 2010-2011 silam. Ketika itu 3 orang founder Confluent yakni Jay Kreps, Neha Karkhede, dan Jun Rao menciptakan Apache Kafka yang kemudian di tahun 2014 berdirilah perusahaan Confluent.
"Kalau dari sisi teknologi data streaming bukan ada dari waktu yang lama dan tak seperti database yang dari tahun 1950-an. Data streaming ada sekitar 11-12 tahun yang lalu dan terus berkembang hingga saat ini," ujar Rully.
Manfaat Data Streaming Bagi Bisnis
Manfaat data streaming bagi perusahaan sangat penting lantaran saat ini demand dan tuntutan dari pelanggan itu sangat tinggi.
"Kalau perusahaan tidak menggunakan data streaming, tentu akan tertinggal. Coba bayangkan ketika ada sebuah perusahaan ekspedisi atau kurir yang menggunakan data real time yang bisa track position dan yang tidak bisa track position real time. Tentu yang tidak pakai real time tidak akan dipilih."
"Namun perusahaan bisa saja tak menggunakan data streaming, tapi tentu ada konsekuensi dan kekacauan data," ucap Rully.
Selain itu, manfaat data streaming dari dunia perbankan, nasabah bisa mengakses aplikasi internet banking dan ketika melakukan transaksi, maka akan langsung terhubung ke sistem pusat bank.
Seperti diketahui bahwa ketika perusahaan memiliki mobile banking atau aplikasi, maka akan ada sistemnya tersendiri yang jauh berbeda dengan sistem tradisional bank atau core banking.
"Penggunaan data streaming bagi perusahaan seperti perbankan itu seperti konsolidasi antara satu database ke database yang lain sehingga data menjadi konsisten."
"Tuntutan konsumen sekarang cepat, ketika klik mobile banking sekarang dan saldo akan berkurang, ketika ada transfer tentu saldo akan langsung bertambah," tambah Rully.
Sehingga data streaming merupakan salah satu model resmi yang paling penting dalam suatu perusahaan.
Tantangan Bisnis Data Streaming di Indonesia
Sebagai pemimpin Confluent Asia, Rully memaparkan tantangan dari bisnis data streaming di Indoneisa.
Ia menyebut potensi data streaming di Indonesia memiliki peluang besar lantaran Indonesia termasuk dalam negara dengan ekonomi G-20.
"Kalau dilihat dari populasi besar Indonesia tentu merupakan pasar yang sangat masif dan di situ pasti ada peluang, tapi kalau dilihat dari perspektif literasi digital dan demografi, tentu jadi tantangan," ungkapnya.
Perspektif literasi digital dan demografi jadi tantangan karena data streaming atau data yang real time itu membutuhkan infrastruktur yang mumpuni.
"Opportunity untuk growth-nya sangat tinggi, tapi tantangannya juga banyak terkait literasi digital dan infrastruktur yang challenging karena Indonesia merupakan negara kepulauan," ucap Rully.
Klien Confluent di Indonesia
Meskipun baru memasuki tahun kedua di Indonesia, Confluent Indonesia sudah memiliki banyak klien dari dunia perbankan yang diisi oleh top five bank, lalu bidang telekomunikasi, manufaktur, distribusi, pelayanan publik, start-up digital, pertambangan, lalu kementerian hingga pemerintah daerah.
Meskipun konsumen Confluent terbanyak di Amerika Serikat, yang menjadi asal muasal perusahaan pionir penyedia data streaming ini, tapi untuk wilayah Asia Pacific juga berkembang pesat termasuk Indonesia.
"Di Asia growing very fast termasuk Indonesia dan juga India yang merupakan negara dengan populasi besar dan adaptasi teknologi yang tinggi, sehingga khususnya di Indonesia kita cukup optimis dengan data streaming karena beberapa aplikasi ojek online dilahirkan di sini dan di bawa ke luar negeri," pungkas Rully.
Baca Juga: Perubahan Gaya Hidup Serba Digital Menuntut Peningkatan Skill Keamanan Siber
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement