Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bongkar Potensi Ekonomi Digital Indonesia, Jokowi: Kalau Dirupiahkan Jadinya Rp11.250 Triliun!

Bongkar Potensi Ekonomi Digital Indonesia, Jokowi: Kalau Dirupiahkan Jadinya Rp11.250 Triliun! Kredit Foto: Sekretariat Presiden
Warta Ekonomi, Jakarta -

Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang sangat besar. Pada 2020, ekonomi digital Indonesia tercatat mencapai US$44 miliar dan pada 2022, naik menjadi US$77 miliar. Lalu, pada 2025 dan 2030 mendatang, diproyeksikan dapat tebus US$146 miliar dan US$360 miliar.

“Kalau yang namanya Digital Economy Framework Agreement (DEFA) di ASEAN ini bisa kita selesaikan negosiasinya di tahun 2025 yang angkanya terakhir tadi, yang US$360 miliar itu akan menjadi dua kali lipat. Artinya, US$720 miliar. Kalau dirupiahkan Rp11.250 triliun. Potensi ekonominya, sangat besar sekali,” ujar Jokowi.

Baca Juga: Efek Pertamax Naik, Pemerintah Jokowi Diminta Waspadai Lonjakan Konsumsi Pertalite

Ada pun hal tersebut Jokowi sampaikan dalam pengarahannya kepada peserta Program Pendidikan Singkat Angkatan (PPSA) XXIV dan alumni Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) LXV Tahun 2023 Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhannas), di Istana Negara, Jakarta, Rabu (4/10/2023).

Maka dari itu, Jokowi melanjutkan, kedaulatan digital Indonesia harus dilindungi dengan menjaga aset digital dan terus mempertahankan produk lokal di pasar digital.

“Kita harus melindungi kedaulatan digital kita dan betul-betul kita pertahankan yang namanya kandungan lokal, barang lokal. Kalau enggak bisa 100 persen barang kita, ya paling tidak 90 persen, 80 persen kandungan lokalnya. Jaga betul yang namanya aset digital kita, jaga betul data, informasi, akses pasar, semuanya,” katanya.

Kepala Negara pun menekankan pentingnya untuk mempersiapkan talenta-talenta digital agar Indonesia tidak hanya menjadi pasar dalam ekonomi digital.

Baca Juga: Sebelum Bertemu Jokowi di Istana Bogor, Jusuf Kalla Akui Lebih Dulu Bertemu SBY

“Kita harus jadi pemain. Ini menyiapkan pemain-pemain ini yang memerlukan kerja keras karena waktunya kita dibatasi oleh limit waktu. Teman-teman saya menyampaikan, waktunya hanya dua tahun, dari tahun kemarin, pertengahan tahun kemarin, hanya dua tahun bagaimana kita bisa menyiapkan talenta-talenta digital kita, ini yang bukan barang yang mudah,” tuturnya.

Jokowi lalu berharap agar Indonesia menjadi produsen, bukan hanya konsumen. Saat ini, kata dia, 123 juta masyarakat menjadi konsumen di pasar digital yang 90% barangnya berasal dari barang impor.

Baca Juga: Jokowi Tunjuk Menteri Atasi El Nino, Sri Mulyani Kebagian Tugas Ini

“Kalau produk kita sendiri kita taruh di e-commerce masih bagus, tapi 90 persen barang impor karena harganya sangat murah. Bahkan baju, kemarin ada yang dijual berapa? Rp5 ribu, Rp5 ribu. Artinya di situ ada predatory pricing, sudah mulai bakar uang yang penting menguasai data, menguasai perilaku. Ini semua kita harus mengerti mengenai ini,” tegasnya.

Jokowi mengingatkan masyarakat Indonesia agar tidak terkena penjajahan modern melalui penguasaan ekonomi. Produk Indonesia, kata dia, harus menguasai pasar dalam negeri dan bahkan luar negeri.

Baca Juga: Hasto Bilang Kecil Kemungkinan Demokrat Masuk ke Koalisi Pemerintahan Jokowi

“Syukur kita bisa masuk ekspor ke negara-negara, enggak usah jauh-jauh, di ASEAN dulu kita kuasai. Jangan sampai kita terlena, dalam hitungan bulan, enggak mau saya terkena penjajahan era modern. Jangan mau kita terkena juga kolonialisme di era modern ini. Kita enggak sadar, tahu-tahu kita sudah dijajah secara ekonomi,” tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Alfida Rizky Febrianna
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: