“Bedanya dengan bursa saham reguler adalah pembeli karbon untuk retired, jadi mereka buy and hold. Kalau saham kita kan buy and sell. Jadi terlihat kemarin memang ternyata mereka membeli dan tahan. Ini bukan hanya di Indonesia, di Malaysia juga begitu,” ucap dari Iman.
Baca Juga: Menuju Masa Depan Ramah Lingkungan, Bank Mandiri Beli 3.000 Ton Karbon Lewat Bursa Karbon
Strategi untuk mengembangkan pasar ini salah satunya adalah dengan membuat kebijakan yang tepat seperti mendorong pihak berkepentingan untuk membeli karbon dibandingkan dengan membayar pajak.
“Kalau pajaknya lebih murah, ngapain beli karbon. Nah regulasi terkait ini belum ada,” tegasnya.
Baca Juga: Indonesia Raih Dana Pembangunan Rendah Karbon, Totalnya sampai Rp512 Miliar!
Selain itu, produsen karbon sendiri belum mendapatkan plus atau insentif tersendiri yang mana hal ini merupakan salah satu faktor mengapa bursa karbon masih sepi.
Penulis : Aldi Ginastiar
Laporan: Muhamad Ihsan
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Aldi Ginastiar
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement