Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Aplikasi Ponsel ChatGPT Capai Rekor Pendapatan Rp72 Miliar pada September, Tapi Pertumbuhan Lambat

Aplikasi Ponsel ChatGPT Capai Rekor Pendapatan Rp72 Miliar pada September, Tapi Pertumbuhan Lambat Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Terdapat beberapa kabar baik dan buruk terkait upaya ChatGPT meluncurkan aplikasi ponsel beberapa waktu lalu. Apa saja?

Dilansir dari laman TechCrunch pada Selasa (10/10/2023), sisi positifnya yakni ChatGPT terus mengalami peningkatan jumlah penginstalan aplikasi dan pendapatannya, dengan bulan September yang mencatatkan rekor baru di kedua sisi: 15,6 juta unduhan dan hampir US$4,6 juta (Rp72 miliar) pendapatan kotor di seluruh aplikasi iOS dan Android di seluruh dunia.

Namun, menurut data terbaru dari perusahaan intelijen pasar Appfigures, pertumbuhan pendapatan ChatGPT kini mulai melambat. Selama beberapa bulan terakhir, pertumbuhan pendapatan mencapai 30%-31% pada Juli dan 39% pada Agustus. Angka tersebut turun menjadi 20% pada September.

Baca Juga: Bagaimana ChatGPT Dapat Jadi Pawang Pelindung Keamanan Siber?

Pertumbuhan pendapatan yang melambat bisa menjadi indikasi pertama bahwa ChatGPT mendekati titik jenuh dalam hal berapa banyak pengguna ponsel yang bersedia membayar untuk layanan berlangganan ChatGPT+ yang telah di-upgrade.

Sementara itu, harga pembelian aplikasi secara bulanan sebesar US$19.99 (Rp314 ribu) per bulan–angka tersebut cukup besar untuk menawarkan waktu respons lebih cepat, akses prioritas di waktu-waktu sibuk, serta akses awal ke fitur-fitur baru dan peningkatan.

Sejauh ini, langganan tersebut telah terjual dengan baik, karena ChatGPT di ponsel menghasilkan pendapatan kotor sebesar US$2,1 juta (Rp22 miliar) pada Juni, meningkat menjadi US$2,74 juta (Rp43 miliar) pada Juli, kemudian US$3,81 juta (Rp59 miliar) pada Agustus, dan sekarang, rekor terbaru, mencapai US$4,58 juta (Rp72 miliar) pada September.

Namun, yang mengejutkan, ChatGPT bukanlah aplikasi kecerdasan buatan (AI) terbesar dari segi pendapatan. Menurut data Appfigures, pesaingnya, Ask AI menghasilkan lebih banyak berkat belanja iklan besar, naik dari US$6,48 juta (Rp101 miliar) pada Mei, saat apliksi ponsel ChatGPT diluncurkan. Ask AI mencapai puncaknya senilai US$6,55 juta (Rp103 miliar) pada Agustus. Angka tersebut turun sedikit pada September, menjadi US$5,51 juta (Rp86 miliar)–tetapi masih lebih besar dari ChatGPT. Pesaing lain seperti Genie dan AI Chat Smith belum tumbuh sebesar Ask AI.

Soal pendapatan bersih mungkin merupakan cerita yang berbeda, apalagi belanja iklan Ask AI, tentunya. ChatGPT, mendapatkan sekitar US$3,2 juta (Rp50 miliar) pada September setelah Apple dan Google mengambil bagian dari pendapatan pembelian dalam aplikasi.

Selain catatan pendapatannya, ChatGPT mencatat 15,6 juta penginstalan di bulan September, sehingga menurut perkiraan Appfigures, total penginstalan seluruhnya mencapai 52,2 juta. Google Play mendorong pengunduhannya dengan menyumbang 9 juta unduhan di bulan September, sementara App Store menyumbang 6,6 juta lainnya.

Namun, tidak heran jika App Store yang mendorong pendapatan aplikasi ponsel ChatGPT–atau US$3 juta (Rp47 miliar) dari total pembelian dalam aplikasi bulan lalu. Amerika Serikat merupakan pasar terbesar untuk aplikasi chatbot AI, menyumbang 60% dari pendapatan ChatGPT.

Baca Juga: AWS Luncurkan AWS Cloud Quest, Belajar AI dan Cloud Computing Mudah dan Menyenangkan

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: