Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Penasehat Khusus Presiden AS Apresiasi Mensos Gelar Forum Disabilitas ASEAN

Penasehat Khusus Presiden AS Apresiasi Mensos Gelar Forum Disabilitas ASEAN Kredit Foto: Kemensos
Warta Ekonomi, Jakarta -

Penasehat Khusus Amerika Serikat untuk perwujudan dan penghormatan isu disabilitas Sara Minkara mengapresiasi langkah Menteri Sosial Tri Rismaharini dalam penyelenggaraan Forum Tingkat Tinggi ASEAN tentang Pembangunan Inklusif Disabilitas dan Kemitraan Pasca Tahun 2025. Agenda yang secara khusus membahas pengarusutamaan hak penyandang disabilitas ini merupakan yang pertama bagi forum kerja sama kawasan dengan Amerika Serikat.

“Kami senang bisa ke sini, ini pertama kali forum tingkat tinggi antara AS-ASEAN, terima kasih kepada Menteri Sosial Indonesia sudah menjadi tuan rumah acara ini,” kata Sara dikutip dalam siaran pers Kemensos, Rabu (11/10/2023).

Menurutnya, forum tingkat tinggi ini dapat meningkatkan perspektif para delegasi dan peserta tentang isu disabilitas, baik dari segi keamanan maupun fasilitas penunjang bagi kelompok disabilitas. Diskriminasi pada kelompok disabilitas harus dihapuskan karena banyak masyarakat global yang belum memahami konsep inklusif terhadap penyandang disabilitas.

Baca Juga: Telan Dana Rp186 M, Kemensos Salurkan Bantuan Permakanan Disabilitas hingga Desember 2023

Diskriminasi atau batasan tersebut dapat dihapuskan melalui perluasan akses bagi kelompok disabilitas agar mereka bisa mengembangkan nilai-nilai dan potensi yang ada di dalam diri mereka. Hal ini termasuk akses pada pengembangan teknologi seperti Artificial Intelligence (AI), pendidikan, transportasi, dan ekonomi. Oleh karena itu, dikatakan Sara, inovasi adalah sebuah keharusan.

Berbicara soal inovasi, dalam kurun dua tahun terkahir, Kemensos telah menelurkan tiga inovasi alat bantu disabilitas dengan fitur teknologi tinggi. Inovasi itu berupa tongkat penuntun adaptif, gelang Gruwi untuk penyandang disabilitas sensorik rungu wicara, serta gelang Grita untuk penyandang disabilitas intelektual. Teknologi ini terbukti mampu mempermudah para penyandang disabilitas dalam kesehariannya.

“Alat bantu ini meningkatkan aksesibilitas penyandang disabilitas, sehingga mereka dapat berfungsi secara optimal dalam kehidupan sehari-hari,” kata Risma saat membuka forum. 

Tongkat adaptif misalnya, diciptakan dan didesain dengan fitur-fitur yang mampu mendukung aktivitas para penyandang disabilitas sensorik netra seperti mengeluarkan peringatan suara ketika menangkap suatu objek di depannya. Secara fungsi, TPA juga mampu mendeteksi jarak yang ada di depan tongkat, mendeteksi air atau genangan air, mendeteksi asap, dan panas. 

Adapun Grita dan Gruwi diciptakan untuk mencegah tindakan kekerasan terhadap penyandang disabilitas. Gruwi memiliki fitur tombol panik dengan alarm darurat, sensor suara dengan pengaturan level tangkapan dan jarak, indikator LED dan getaran yang dapat mendeteksi suara. 

Sedangkan Grita dilengkapi dengan fitur unggulan seperti sensor denyut nadi dengan alarm jika melebihi batas wajar, lampu indikator darurat untuk perhatian sekitar, dan delapan level sensitivitas denyut nadi yang dapat diatur, dan koneksi ponsel untuk mengirim koordinat GPS dan data real-time.

Baca Juga: Gala Dinner AHLF, 100 Penari Disabilitas Tampil Memukau di Hadapan Delegasi ASEAN

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Rosmayanti

Advertisement

Bagikan Artikel: