Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

MenKopUKM Luncurkan Koperasi Multi Pihak Berbasis Ekosistem Digital Pertama di Indonesia

MenKopUKM Luncurkan Koperasi Multi Pihak Berbasis Ekosistem Digital Pertama di Indonesia Kredit Foto: KemenkopUKM
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM), Teten Masduki, meluncurkan koperasi ekosistem digital pertama di Indonesia bernama Koperasi Multi Pihak (KMP) Tumbuh Bersama Pembudidaya (Koperasi TBP) yang tergabung dalam ekosistem digital (platform) eFishery.

Menurutnya, KMP menjadi ekosistem yang mencakup investor, funder, partners (suplier, agen pakan, pabrik pakan, dan sebagainya), buyer, eFisherian, hingga para petambak dan pembudidaya ikan dan udang.

"Dari suatu kegiatan ekonomi yang melibatkan banyak pihak, memang paling cocok digunakan koperasi multipihak. Sehingga, sirkular ekonomi akan lebih optimum dimanfaatkan untuk memperbesar seluruh pihak yang terlibat dalam bisnis ini," kata MenkopUKM, Teten Masduki, dalam keterangannya, Rabu (11/10/2023).

Dia mengatakan, dengan aplikasi digital, eFishery bisa mengonsolidasi dan mengagregasi produk, menghubungkan ke market, hingga ke pembiayaan. Karenanya, pihaknya terus mendukung perkuatan ekosistem sektor produksi perikanan di eFishery, karena melibatkan para petambak kecil dan tersebar di berbagai daerah di Indonesia.

Baca Juga: eFishery, Kominfo, dan Dinas Perikanan Pandeglang Kembangkan Transformasi Digital Pembudidaya Ikan

Oleh karena itu, Indonesia harus lebih banyak melakukan transformasi digital di sektor produksi. "Di sektor ini kita memiliki keunggulan domestik, dan eFishery jangan bermain hanya di level nasional saja, tapi harus menjadi pemain dunia untuk udang dan ikan air tawar lainnya," ujarnya.

Bagi MenKopUKM, dengan teknologi digital, bukan tidak mungkin bagi eFishery untuk melakukan penetrasi di luar Indonesia. Terlebih lagi, Indonesia mempunyai skema pembiayaan melalui KUR Kluster dan pembiayaan koperasi yang bisa dikombinasikan.

"Asalkan masuk ekosistem dan kluster eFishery, bank penyalur KUR akan lebih mudah menyalurkan ke petambak kecil untuk memperluas lahan tambaknya agar skala ekonominya lebih besar," ucap Menteri Teten.

Dalam pengembangan Koperasi TBP, MenKopUKM menyebutkan, koperasi sebagai supply chain, di mana produk pembudidaya dipasarkan secara kolektif melalui koperasi. Koperasi juga sebagai penyedia tahapan awal (first mile supply) dalam mendistribusikan komoditas pembudidaya dan petambak.

Selain itu, koperasi bisa sebagai upaya desentralisasi dalam mengimplementasikan skema Shared Ownership Assets dengan eFishery. Dan, feeder dapat menjadi milik koperasi. Termasuk di dalamnya menyangkut revenue sharing dengan konsep SHU.

Bahkan, melalui skema Koperasi Multi Pihak, koperasi dapat membantu meningkatkan kapasitas produksi, mencakup langkah pendampingan untuk meningkatkan kapasitas, hingga sebagai agen untuk mendorong digitalisasi pembudidaya/petambak.

"Lebih dari itu, Koperasi TBP juga sebagai agen ekosistem aquaculture berkelanjutan, koperasi sebagai agen penggerak ekonomi berkelanjutan dan pemenuhan kebutuhan pangan, hingga koperasi sebagai wadah implementasi solusi bagi isu lingkungan dan ekonomi hijau," kata Menteri Teten.

Menurut MenKopUKM, kebijakan tentang pengembangan Koperasi Multi Pihak diharapkan dapat menjadi solusi bagi terbangunnya ekosistem di berbagai sektor ekonomi produktif di kalangan masyarakat. Sehingga, potensi dari SDM dalam suatu wilayah dapat bergabung menjadi kelompok-kelompok anggota dalam KMP, apakah menjadi kelompok produsen, konsumen, investor, dan kelompok anggota lainnya.

Ribuan Pembudidaya

Co-Founder dan CEO eFishery, Gibran Huzaifah Amsi El Fatizy, mengatakan eFishery sudah menaungi hampir 200 ribu pembudidaya dan petambak di seluruh Indonesia. Ini menjadikan eFishery sebagai komunitas pembudidaya dan petambak terbesar di Indonesia, bahkan salah satu yang terbesar di dunia.

"Dalam satu dekade ini, kita juga berhasil menjadi distributor pakan dan panen share agregator terbesar di Indonesia," kata Gibran.

Bahkan, eFishery juga menjadi suplier ikan dan udang domestik terbesar di Indonesia tanpa mengolah satu lahan pun karena bermitra dengan petambak, hingga menjual hampir 20 juta kilogram ikan dan udang termasuk di Amerika Serikat dan China.

"Ada ratusan ribu transaksi yang banyak, memposisikan kita sebagai perusahaan pertama dan satu-satunya teknologi perikanan di dunia yang melewati valuasi 1 miliar dolar AS," kata Gibran. Ia menyebutkan, eFishery berkontribusi hampir 3 persen dari total PDB perikanan di Indonesia.

Gibran menjabarkan, ke depan, ada banyak yang akan eFishery perjuangkan mulai dari Digital Ancho, Vibrio Counter, hingga ShrimpGPT. "Kami punya mimpi agar inovasi yang kita lakukan bisa membuat banyak orang mengonsumsi ikan dibanding protein hewani lain," kata Gibran.

Bahkan, kata Gibran, eFishery dapat menjadi solusi dari berbagai permasalahan akses keuangan, akses pasar yang diselesaikan dengan teknologi, hingga masalah konsumen. "Hari ini, kita meluncurkan Koperasi Multi Pihak, melibatkan semua pihak dalam koperasi. Semua transaksi bisa melewati satu sistem koperasi untuk memberikan value yang merata," kata Gribran.

Gibran menegaskan Koperasi TBP merupakan Koperasi Multi Pihak perikanan dan block chain pertama di Indonesia. "Ini adalah koperasi digital. Masa depan yang kita bayangkan adalah saat sektor ini tumbuh, maka pembudidaya di dalamnya juga bisa berkembang bersama," ujar Gibran.

Baca Juga: Satu Dekade eFishery, Apa Saja Dampak yang Telah Dilahirkan?

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Ayu Rachmaningtyas Tuti Dewanto
Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: