Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Tantangan Awal Aruna dan Nafas Membangun Bisnis Berkelanjutan di Indonesia

Tantangan Awal Aruna dan Nafas Membangun Bisnis Berkelanjutan di Indonesia Kredit Foto: Bayu Murhadianto

Meningkatkan Kesadaran Soal Kualitas Udara

Sementara itu, Co-Founder Nafas Piotr Jakubowski mengungkapkan Nafas sebagai start up yang fokus pada kualitas udara menghadapi sejumlah tantangan di periode awal pendirian. Menurut Piotr, memperluas data dan membangun jaringan jadi salah satu tantangan di awal Nafas berdiri, kini Nafas hadir di 15 kota dan hampir 200 titik.

Baca Juga: SKB Food Tenawarkan Bisnis Kemitraan dan Lisensi Mulai dari Rp28 Juta di FLEI 2023

Tantangan selanjutnya yang Nafas hadapi adalah berkaitan dengan timing pendirian yang tidak mendukung berkembangnya perusahaan.

“Kita mulai Januari 2020 jadi timingnya kurang bagus untuk bangun perusahaan baru, karena beberapa bulan ke depan kita masuk pada Pandemi,” ungkapnya di acara yang sama.

Piotr mengungkapkan membangun kesadaran masyarakat tentang pentingnya kualitas udara juga jadi tantangan yang Nafas hadapi. Kesadaran masyarakat pada masalah yang pada dasarnya tak terlihat (polusi) menurut Piotr belum begitu terlihat di beberapa tahun ke belakang.

Saat ini dengan masifnya kampanye kesadaran soal polusi yang salah satunya Nafas suarakan, kesadaran masyarakat sudah terbangun.

“Meningkatkan awareness tentang masalah tak terliat (polusi) sampai akhirnya akhir-akhir ini we already know we have,” kata Piotr.

“Pas anak kita masuk rumah sakit karena batuk berminggu-minggu itu meningkatkan kesadaran bahwa this is actually big problem,” ungkapnya.

Eks Direktur Marketing Gojek itu pun membagikan pengalaman saat Gojek sempat dibanned oleh pemerintah saat ramai penolakan dari pengelola transportasi konvensional. Menurutnya salah satu yang jadi masalah start up saat ini adalah ketika inovasi tetapi belum bisa dinaungi oleh kebijakan yang ada.

“Tantangannya bagaimana kita beradvokasi kepada pemerintah untuk menjelaskan bahwa teknologi bisa meningkatkan impact, ekonomi dengan cara cepat,” ungkapnya.

Komitmen Pemerintah Terhadap Agenda Sustainability

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan dalam pembukaan Indonesia Sustainability Forum (ISF) pada September 2023 mengungkapkan pertumbuhan berkelanjutan dan agenda keberlanjutan secara umum merupakan solusi atas masalah utama generasi saat ini yaitu perubahan iklim.

Baca Juga: Bisnis Gadai Semakin Prospektif, Autopedia Sukses Lestari Suntikan Dana Segar ke Anak Perusahaan

“Pertama dan terpenting, komitmen Indonesia dalam menyelesaikan agenda Sustainability atau Keberlanjutan. Seperti kita ketahui bersama, Indonesia telah berkomitmen untuk mencapai Net Zero pada tahun 2060. Namun, sepanjang perjalanan dekarbonisasi dan pengalaman kemitraan, kami menyadari bahwa setiap negara berbeda, dan oleh karena itu kami perlu memupuk kolaborasi berdasarkan rasa saling menghormati dan percaya,” ungkap Luhut dikutip dari laman maritim.go.id, Minggu (15/10/23).

Halaman:

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: