Dongkrak Kesejahteraan Nelayan, Aruna Integrasikan Ekosistem Industri Perikanan
Dalam laporan Statistik Sumber Daya Laut dan Pesisir 2022 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) disebutkan tingginya potensi industri perikanan Indonesia yang merupakan negara maritim tidak diimbangi dengan kondisi sosial ekonomi masyarakat yang tinggal di daerah pesisir. Hal inilah yang jadi salah satu latar belakang berdirinya start up industri perikanan, Aruna.
Chief Sustainabilty Officer Aruna Utari Octavianty mengungkapkan Aruna lahir untuk menjawab fenomena kemiskinan pada Nelayan dan masyarakat pesisir.
Baca Juga: Tantangan Awal Aruna dan Nafas Membangun Bisnis Berkelanjutan di Indonesia
Utari mengatakan salah satu penyebab mengapa banyak nelayan yang hidup miskin karena mata rantai industri perikanan yang panjang. Masalah kualitas hasil tangkapan serta akses teknologi juga menurutnya berperan terhadap kemiskinan mereka.
“Kami melihat kebanyakan nelayan itu kesulitan mendapat akses pasar yang mana rantai di perikanan cukup panjang, banyak juga nelayan yang tidak tahu bagaimana memproduksi produk yang berkualitas, bagaimana data dan teknologi sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk mendapatkan value yang sesuai mereka hasilkan,” ujar Utari saat bincang di sesi Digital Forces of Sustainability dalam acara Indonesia Knowledge Forum (IKF) 2023 ke-12 di Grand Ballroom Hotel Ritz-Carlton Jakarta, Rabu (11/10/23) lalu.
Aruna hadir sebagai sebuah platform menurut Utari untuk mengintegrasikan agar mata rantai perikanan yang dikenal panjang menjadi lebih sederhana.
Menurutnya, Aruna hadir untuk membantu masyarakat yang hidup di pesisir memeroleh taraf hidup yang lebih baik dengan pemanfaatan teknologi dan data yang transparan.
“Kalau di Aruna kita punya kelompok binaan nelayan yang kemudian kita integrasikan teknologi kita yang bisa membuat nelayan dapat akses pasar. Sebelumnya mereka harus cari orang dulu untuk menjual atau kadang ikan tak bisa dibeli, sekarang cukup stay di desa saja karena sudah ada Aruna Apps di sana yang bisa jadi wadah mereka melakukan transaksi, data collection, kemudian kita bisa mengintegrasikan hasil ikan di daerah tersebut untuk bisa mendapatkan pasar lebih baik,” jelasnya.
Aruna menurut Utari kini punya sekitar 40 ribu nelayan di 31 Provinsi yang mana seluruh tangkapan nelayan diintegrasikan ke pasar global seperti Amerika Serikat, Timur Tengah, dan China.
Utari mengatakan dengan integrasi mata rantai yang diwadahi Aruna, nelayan bisa mengakses pasar akhir yang mana bisa berdampak pada penghasilan mereka yang lebih baik.
Baca Juga: Luncurkan Peta Wilayah Secara Sepihak, China Klaim 90.000 KM Tanah Arunachal Pradesh
“Dengan memberikan akses market akhir maka nelayan mendapatkan pendapatan lebih baik, kita menciptakan lapangan kerja di pesisir dan teknologi ini jadi wadah untuk bisa menghubungkan stakeholder yang penting di industri perikanan jadi peran Aruna sepeti yang mengintegrasikanitu semua,” ungkapnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement