- Home
- /
- Government
- /
- Government
Optimalisasi Sistem Rehabilitasi, Kemensos Tukar Pikiran dengan Belgia
Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kementerian Sosial, Sentra Handayani Jakarta menerima kunjungan organisasi anti teror Kerajaan Belgia (The Coordination Unit for Threat Analysis / CUTA), Senin (16/10/2023).
Kunjungan ini bertujuan untuk mempelajari upaya pemerintah Indonesia yang dilaksanakan oleh Kementerian Sosial dalam melakukan rehabilitasi sosial bagi anak- anak dan perempuan yang terpapar paham ekstremisme kekerasan.
Baca Juga: Viral 1,1 Juta Warga DKI Terima Bansos Padahal Tak Layak, Kemensos Berikan Penjelasan
Direktur CUTA Gert Vercautereen mengatakan Belgia menghadapi isu ekstremisme yang relatif sama dengan Indonesia. Belgia saat ini masih berusaha mencari pendekatan terbaik dalam mengatasi orang-orang yang terpapar paham ekstremisme kekerasan.
"Itulah alasannya kenapa kami datang ke Indonesia karena Indonesia mempunyai pendekatan yang luar biasa seperti sentra untuk rehabilitasi sosial ini. Di Belgia, sentra belum ada. Kami belajar dan mungkin kami akan mulai berpikir untuk membangun sentra seperti ini di Belgia," kata Vercautereen dikutip dalam siaran pers Kemensos, Rabu (18/10/2023).
Duta Besar Kerajaan Belgia untuk Indonesia Frank Felix mengapresiasi kinerja pemerintah Indonesia. Menurutnya, program rehabilitasi sosial di Sentra Handayani Kemensos adalah wujud dari pengaplikasian kebijakan.
"Kami sebagai pejabat sering sekali membuat kebijakan, tapi saat mendatangi tempat seperti ini kami melihat bagaimana kebijakan itu dipraktikkan. Kita melihat anak-anak bahagia dan tersenyum. Pengalaman ini sungguh berharga sekali," ucap Felix.
Baca Juga: Tangani Krisis Air, Kemensos Bangun IPAT di Gunung Kidul, Yogyakarta
Sentra Handayani Kemensos merupakan satu-satunya sentra di Indonesia yang memberikan rehabilitasi sosial bagi anak yang terpapar ekstremisme kekerasan. Kepala Sentra Handayani, Romal Uli Jaya Sinaga mengatakan, pihaknya sejak tahun 2016 sudah memberikan rehabilitasi bagi 263 anak dan keluarga yang terpapar baik dari dalam maupun dari luar negeri. Warga Negara Indonesia deportan dan returnis tersebut berasal dari 10 negara.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Rena Laila Wuri
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement