Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

DGW Group Mulai Bangun Pabrik Bahan Baku Pestisida Pertama di Indonesia

DGW Group Mulai Bangun Pabrik Bahan Baku Pestisida Pertama di Indonesia Kredit Foto: PT Delta Giri Wacana (DGW Group)
Warta Ekonomi, Banten -

PT Delta Giri Wacana (DGW Group) mulai melakukan pembangunan pabrik bahan baku pestisida (karbamat), yang ditandai dengan kegiatan peletakan batu pertama (ground breaking), hari Senin (30/10/2023), berlokasi di Kawasan Industri Modern Cikande, Serang, Banten. 

Direktur Utama DGW Group, David Yaory, mengatakan, pabrik ini nantinya akan memproduksi bahan aktif pestisida seperti methomyl.

"Pabrik tersebut akan menjadi yang pertama di Indonesia, serta terbaik di Asia Tenggara, dalam rangka memenuhi kebutuhan internal Perusahaan serta pasar domestik dan impor," kata David Yaory.

Baca Juga: Top! Indonesia Ekspor Pesawat Terbang ke Filipina Senilai Rp1,2 Triliun

Berdiri di areal seluas 4,5 hektar tersebut akan memproduksi 2.000 metrik ton Methomyl per tahun di tahap awal dan akan terus ditingkatkan hingga mampu menghasilkan 6.000 metrik ton setiap tahun dalam tiga tahun ke depan.

DGW Group menargetkan pada tahun 2024 pabrik karbamat tersebut sudah mulai beroperasi untuk mendukung kegiatan produksi.

Pada investasi ini, PT Delta Giri Wacana menyiapkan CAPEX sebesar US$ 20 juta untuk pembangunan fisik pabrik serta mesin produksi. 

"Nilai investasi awal senilai US$20 juta atau sekitar Rp320 miliar, ini baru bangunan serta mesin-mesin saja belum termasuk working capital (modal kerja)," ungkap David.

Pabrik ini juga nantinya akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas utama seperti gudang, carbamation dan formulation plant, laboratorium, area perkantoran dan bangunan utilitas.

Pabrik karbamat merupakan salah satu katagori pabrik yang memerlukan teknologi tinggi sehingga Perusahaan mendatangkan mesin dari luar dalam menjamin keamanan dan optimalisasi produksi.

Dengan dibangunnya pabrik ini, diharapkan ketergantungan produsen pestisida nasional terhadap bahan baku impor dapat berkurang serta dapat mendukung terwujudnya ketahanan pangan nasional.

David berharap hadirnya pabrik ini dapat menjadikan Indonesia sebagai negara yang lebih mandiri terkait ketahanan pangan.

"Saya berharap Indonesia bisa lebih mandiri sebagai negara yang mendukung ketahanan pangan sendiri," imbuh David. 

Berdasarkan informasi yang dihimpun dari Indonesia Trade Data, di tahun 2019 impor methomyl technical sebagai bahan aktif berkadar 98% Indonesia didatangkan dari berbagai negara seperti Tiongkok. 

"Kehadiran pabrik karbamasi ini tentunya akan menjadikan Indonesia sebagai tuan rumah di negara sendiri dalam kemandirian memproduksi produk solusi pertaniannya sehingga risiko ketergantungan bahan baku dari luar bisa dihindari," ujar David Yaory.

Pestisida memiliki peran penting bagi upaya proteksi tanaman atas gangguan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) atau hama yang dapat menurunkan kualitas dan kuantitas panen petani.

Jika tidak ditanggulangi dengan baik dan bijak tentunya akan mengakibatkan potensi gagal panen. Seperti yang dialami para petani di Kabupaten Ngawi, Jawa Timur pada pertengahan Juni 2023 lalu Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kabupaten Ngawi mencatat sekitar 200 hektar dari lahan musim tanam kedua yang seluas 50.998 hektar hasil panennya menurun hingga cenderung gagal panen akibat serangan hama wereng dan tikus.

Ancaman krisis pangan tentunya menjadi perhatian bagi negara-negara di dunia saat ini. Faktor hambatan rantai pasok dan perubahan iklim turut mempengaruhi ketahanan pangan di berbagai negara.

Berdasarkan data Global Food Security Index (GFSI), peringkat Indonesia pada 2022, naik ke posisi 63 dari tahun sebelumnya di urutan 69. Peringkat ketahanan pangan global ini dilihat dari empat indikator yakni keterjangkauan harga pangan (affordability), ketersediaannya (availability), kualitas dan keamaan makanan (quality and safety) serta keberlanjutan dan adaptasi (sustainability and adaption). 

Baca Juga: Bantu Permodalan Petani, OJK Luncurkan Kredit Sektor Prioritas Pertanian

Meskipun terdapat kenaikan, posisi ketahanan pangan di Indonesia di Asia Tenggara masih terpaut jauh, Peringkat ketahanan pangan Indonesia pada tahun lalu, masih tertinggal dari Singapura yang berada di urutan 28, Malaysia di posisi 41, Vietnam pada peringkat 46.

Dengan peran strategis DGW Group sebagai Integrated Food Security Company, DGW Group melalui produk-produknya solusi pertaniannya seperti pestisida, pupuk dan alat pertanian ikut berperan dalam mendukung terciptanya ketahanan pangan nasional dalam menghasilkan panen yang unggul dari segi kualitas dan kuantitas bagi petani tanah air.

"Pabrik kita ini akan mendapatkan ISO 9002 dan 14000 untuk lingkungannya, sehingga semua limbah akan di daur ulang," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: