Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sudah Kedatangan 77 Perusahaan, Bos BEI Ungkap Masih Ada 27 Perusahaan Lagi yang Antri Masuk Bursa

Sudah Kedatangan 77 Perusahaan, Bos BEI Ungkap Masih Ada 27 Perusahaan Lagi yang Antri Masuk Bursa Kredit Foto: Alfida Rizky Febrianna
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkapkan bila total perusahaan yang melakukan pencatatan saham telah mencapai 901 perusahaan tercatat. Sebelumnya pada 6 Oktober 2023, BEI telah menorehkan pencapaian jumlah pencatatan saham tertinggi tahunan sepanjang sejarah. 

Setelah mencapai rekor pencatatan saham tahunan tertinggi pada 6 Oktober 2023 yang lalu, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) kembali menorehkan pencapaian baru jumlah perusahaan tercatat saham sebanyak 901 pada hari ini, Rabu (8/11/2023). 

”Pencapaian perusahaan tercatat saham yang telah melebihi 900 perusahaan ini merupakan wujud kepercayaan para manajemen dan pemilik usaha terhadap pasar modal Indonesia sebagai sumber pendanaan untuk keberlangsungan usaha,” ujar Direktur Utama BEI Iman Rachman, Jakarta, Rabu (8/11/2023). 

Baca Juga: Mau Angkat Kaki dari Pasar Modal, Bursa Langsung Gembok Saham Emiten Infrastruktur Milik Salim Group

Pencapaian tersebut terjadi setelah tiga perusahaan mencatatkan sahamnya di BEI pada Rabu (8/11/2023), yaitu PT Kian Santang Muliatama Tbk (RGAS) sebagai perusahaan tercatat ke-899, PT Mastersystem Infotama Tbk (MSTI) sebagai perusahaan tercatat ke-900, dan PT Ikapharmindo Putramas Tbk (IKPM) sebagai perusahaan tercatat ke-901. 

Kehadiran tiga perusahaan ini menambah jumlah perusahaan tercatat saham di BEI pada tahun 2023 menjadi sebanyak 77 perusahaan dengan total dana yang dihimpun (fund raised) mencapai Rp54,3 triliun.

Jika ditinjau dari jenis usaha, perusahaan tercatat saham di BEI saat ini didominasi oleh sektor Consumer Cyclicals yang mencapai 16,9% dari total dengan jumlah 152 perusahaan. Beberapa sektor lainnya yang mendominasi adalah sektor Consumer Non-Cyclicals, sektor Financials dan Basic Materials, masing-masing sebesar 13,7%, 11,8% dan 11,3% dari total perusahaan tercatat di BEI.

Sedangkan secara geografis, persebaran perusahaan tercatat BEI masih berpusat di DKI Jakarta, yaitu sebesar 71,4% dari total atau sejumlah 643 perusahaan tercatat. Adapun provinsi dengan perusahaan tercatat terbanyak selanjutnya adalah Jawa Barat sebesar 8,3% dan Banten sebesar 7,7%.

Baca Juga: Pasar Saham Indonesia Dipastikan Stabil, Investor Dianjurkan Cari Saham Unggulan 

BEI optimis bahwa akan semakin banyak perusahaan dari berbagai sektor usaha di berbagai daerah Indonesia yang mencatatkan sahamnya dan memanfaatkan pasar modal sebagai salah satu sumber pendanaan.

“Sampai dengan saat ini, masih terdapat 27 perusahaan potensial di pipeline pencatatan BEI,” ucap Iman. 

Berbagai upaya yang BEI lakukan untuk menjaring calon perusahaan tercatat adalah dengan memberikan edukasi terkait IPO dalam bentuk seminar, coaching clinic, masterclass, one-on-one, baik di pusat atau di daerah melalui Kantor Perwakilan BEI.

Dalam hal peningkatan kualitas calon perusahaan tercatat, BEI telah melakukan penyesuaian Peraturan Nomor I-A pada tahun 2021 mengenai persyaratan keuangan dan kapitalisasi pasar yang diharapkan dapat lebih mengakomodasi berbagai jenis perusahaan. 

“Setelah diberlakukan penyesuaian Peraturan I-A tersebut, rata-rata kapitalisasi pasar perusahaan tercatat mencapai Rp10,3 triliun atau tumbuh sebesar 254,8%. Sementara itu, rata-rata jumlah dana yang dihimpun (fund raised) dan aset masing-masing mencapai Rp837,7 miliar dan Rp4,8 triliun atau tumbuh 54,8% dan 146,1%,” tutup Iman. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: