Ingin Indonesia Jadi Lumbung Pangan Dunia, Ganjar Pranowo Sebut Negara Harus Intervensi: Petani Tidak Boleh Dibiarkan Sendirian
Calon Presiden dari PDIP Ganjar Pranowo mengungkapkan Indonesia punya potensi menjadi lumbung pangan dunia. Hal ini Ganjar sampaikan di acara Pidato Calon Presiden Republik Indonesia: Arah dan Stategis Politik Luar Negeri” pada Selasa (7/11/23) yang diselenggarakan oleh Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia.
Ganjar menyampaikan kebijakan strategis politik luar negeri Indonesia yang bebas aktif harus dimanfaatkan dengan berpacu pada hal-hal yang sifatnya strategis untuk keuntungan bersama utamanya keuntungan Indonesia sendiri.
“Hari ini kebutuhan internasional seperti apa, jadi kalau kita melihat bebasnya bukan bebas free tapi kita bebas untuk membuat kebijakan yang jauh lebih strategis, aktif pun bukan kita bicara pasif saja, tapi aktif mengambil inisiatif apalagi problem yang tidak selesai betul-betul membutuhkan penyelesaian,” jelasnya.
Baca Juga: Anies Baswedan: Sebelum Saya Jadi Gubernur, Jakarta Konsisten Absen di Forum Internasional
Dalam pemaparan politik luar neger “bebas aktif” yang saat ini masih dipegang Indonesia, Ganjar juga menyebutkan sejumlah fokus utama yang perlu jadi perhatian terkait pengambilan kebijakan luar negeri Indonesia, salah satunya soal Indonesia jadi lumbung pangan dunia.
Ganjar optimistis Indonesia bisa jadi lumbung pangan dunia seperti beberapa negara lainnya.
“Indonesia punya potensi jadi lumbung pangan dunia, di Asia saya kira Vietnam, Thailand, India, China, punya kemampuan untuk memproduksi itu, saya kira termasuk Indonesia,” jelasnya.
“Kami bicara dengan para peneliti, pelaku usaha, petani kita punya potensi bagus, produksi beras kita lumayan,” tambahnya.
Untuk mewujudkan Indonesia sebagai Lumbung Pangan, Ganjar menegaskan perlu adanya intervensi pemerintah untuk mengawal, membimbing serta memfasilitasi produsen dalam hal ini petani sehingga produksi bisa optimal dan sesuai target.
“Butuh modernisasi, mekanisasi dan intervensi dari pemerintah. Tidak bisa politik pangan ini dibiarkan kepada petani dan dibiarkan berjalan begitu saja, negara harus intervensi termasuk pengelolaannya,” ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Eksekutif CSIS Indonesia Yose Rizal Damuri mengungkapkan pihaknya merasa perlu mengangkat isu kebijakan luar negeri ke masyarakat mengingat momen Pilpres sebentar lagi akan berlangsung.
Baca Juga: Ganjar Pranowo: Bapak Saya Polisi Pangkat Tidak Tinggi, Dulu Hidup Kami Banyak Susahnya
“Kami merasa perlu mengangkat arah kebijakan isu internasional ke masyarakat terutama mengingat tahun depan akan terjadi peralihan kepemimpinan yang mungkin akan menentukan arah selanjutnya dari kebijakan luar negeri Indonesia,” ujar Yose dalam sambutannya.
“Acara ini saya pikir jadi acara pertama yang membahas isu kebijakan luar negeri, mudah-mudahan ini bisa berkontribusi kepada pemahaman lebih baik di mana masyarakat mendapat informasi yang fokus dan mendalam mengenai kebijakan luar negeri ke depannya,” tambahnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait:
Advertisement