Bonus demografi menawarkan peluang strategis bagi Indonesia untuk mengakselerasi berbagai proyek pembangunan, didukung oleh populasi sumber daya manusia yang berusia produktif yang melimpah. Hal ini terutama relevan karena pada tahun 2030 terdapat agenda besar pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals).
Sejalan dengan visi tersebut, pemerintah telah merumuskan Visi Indonesia Emas tahun 2045 dengan aspirasi untuk menciptakan generasi yang produktif dan berkualitas.
Baca Juga: Ketua BP2MI Sebut Ganjar Pemimpin yang Terbukti Peduli Pada Pekerja Migran
Pemanfaatan bonus demografi perlu ditingkatkan secara menyeluruh dengan tujuan memastikan bahwa kebutuhan dasar masyarakat dipenuhi secara merata, untuk mencapai kesejahteraan bagi seluruh warga negara.
Wakil Ketua MPR RI, Lestari Moerdijat, mengemukakan bahwa meskipun Indonesia menghadapi sejumlah tantangan dalam upaya menciptakan generasi muda berkualitas, karena pelaksanaan sistem pendidikan nasional belum optimal dan pelayanan kesehatan belum merata bagi masyarakat.
Masih kurangnya kemampuan tenaga kerja untuk mengikuti perkembangan kebutuhan pasar kerja, seperti yang dinyatakan oleh Rerie, menjadi faktor yang menyebabkan Indonesia masih memiliki produktivitas dan daya saing yang tertinggal. Menurut survei IMD World Digital Competitiveness Ranking tahun 2021, Indonesia berada di peringkat 37 dari 64 negara di seluruh dunia.
Rerie sangat berharap bahwa pemangku kepentingan di tingkat pusat dan daerah di sektor pendidikan segera melaksanakan sistem pendidikan yang dapat menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang siap bekerja di dunia kerja.
Selain itu, menurut Rerie, untuk memastikan bahwa penduduk usia produktif tetap berkontribusi secara efektif, perlu adanya peningkatan dalam pelayanan kesehatan, terutama mengingat dampak perubahan iklim yang sedang terjadi.
Baca Juga: Setia Lindungi Pekerja Migran, Ganjar Acungi Jempol Benny Rhamdani
Anggota Majelis Tinggi Partai NasDem ini percaya bahwa pengelolaan bonus demografi memerlukan perencanaan yang cermat dan terukur di berbagai sektor. Hal ini karena jika bonus demografi tidak dimanfaatkan secara efisien, berisiko menjadi beban dalam proses pembangunan negara.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement