Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

AIZEN, Fintech AI Asal Korsel Bidik Pembiayaan Electric Vehicle Roda Dua di Indonesia

AIZEN, Fintech AI Asal Korsel Bidik Pembiayaan Electric Vehicle Roda Dua di Indonesia Damien Ngai, Country Director AIZEN Indonesia. | Kredit Foto: AIZEN
Warta Ekonomi, Jakarta -

AIZEN, sebuah perusahaan Financal Technology (Fintech) berbasis Artificial Intellegence (AI) membidik pasar pembiayaan Electric Vehicle (EV) khususnya roda dua di Indonesia.

Perusahaan asal Korea Selatan (Korsel) ini akan membantu menghubungkan data-data seperti e-commerce, e-mobilitas, telemedicine, dan EV ke lembaga keuangan.

Damien Ngai, Country Director AIZEN Indonesia mengungkap penelitian yang dilakukan oleh Electric Mobility Ecosystem Association (AEML) dan AC Ventures, pasar kendaraan listrik Indonesia siap untuk tumbuh secara eksponensial, mencapai $20 miliar pada tahun 2030. 

"Menyadari potensi pertumbuhan yang luar biasa ini, AIZEN dengan cepat memperkenalkan layanan keuangan berbasis AI untuk memasok kredit ke pasar EV Indonesia yang sedang berkembang," ucapnya dikutip dari keterangannya, Selasa (28/11/2023).

Baca Juga: 425 Orang Jalani Pelatihan Bengkel Konversi Motor Listrik di Sumut

Damien melanjutkan bahwa, AIZEN Indonesia memperkenalkan CreditConnect yang membantu memecahkan masalah antara pihak penyedia data dan lembaga keuangan.

"Contoh yang baik dari hal ini adalah pasar mobil listrik yang sedang berkembang, di mana bank enggan membiayai karena kurangnya pemahaman tentang merek yang akan datang, tetapi EV menghasilkan banyak data baru yang dapat dimanfaatkan dan dibuat oleh AIZEN penilaian dan model manajemen portofolio untuk lembaga keuangan," jelasnya.

Ia melanjutkan bahwa komitmen AIZEN di Indonesia untuk memperluas ekosistem EV di Tanah Air dan memajukan model inovasi keuangan dengan memasok layanan keuangan penting ke basis pelanggan yang luas yang ingin beralih ke mobil dan sepeda listrik. 

Hadirnya AIZEN bertujuan untuk memfasilitasi kelancaran akses ke dana yang dibutuhkan.

"Dengan memperkenalkan layanan keuangan berbasis AI yang mempercepat pengambilan keputusan kredit di pasar EV Indonesia, Aizen ingin berkontribusi pada Greener Finance," ucap Damien.

Damien juga memaparkan hasil riset lain dalam pengembangan ekosistem kendaraan listrik yang dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia menjadi 5,8% pada 2028.

"Pengembangan ekosistem kendaraan listrik tentunya akan mendukung transformasi menuju mobilitas berkelanjutan dan ramah lingkungan. Hal ini sejalan dengan komitmen Indonesia pada Net Zero Emision dan rencana konkret untuk mempercepat dekarbonisasi. Indonesia juga tengah mendorong transisi industri menuju EV, agar dapat menjadi pusat produksi kendaraan listrik," paparnya.

Saat ini, AIZEN Indonesia memang masih berfokus pada kendaraan listrik roda dua lantaran akan adanya gelombang adopsi massal. Oleh karena itu saat ini AIZEN bermitra dengan perusahaan e-mobiitas dan logistik.

"Kami berharap dapat memberikan pembiayaan yang terjangkau bagi para pengendara untuk memiliki kendaraan listrik dan meningkatkan tingkat adopsi kendaraan listrik," tambah Damien.

AIZEN pun menjalin keraja sama dengan dua mitra yang sama-sama berasal dari Korsel seperti Sunindo Kookmin Best Finance dan Woori Finance.

Baca Juga: Kementerian ESDM Terus Gencarkan Sosialisasi Program Konversi Motor Listrik

"Ketika kami memiliki portofolio yang lebih besar, kami akan mulai menambahkan lebih banyak mitra lokal untuk menjaga aksesibilitas kredit yang kompetitif bagi semua orang," tegasnya.

Damien menegaskan bahwa AIZEN Indonesia merupakan perusahaan AI dan menyediakan solusi AI untuk lembaga keuangan dengan banyak keunggulan dibanding perusahaan pembiayaan listrik lain.

"Kami bekerja sama dengan berbagai produsen di berbagai segmen harga, dan juga memiliki perjanjian kemitraan dengan para pemimpin industri seperti Grab dan Lazada." 

"Hal ini memungkinkan kami untuk memiliki data yang lebih baik mengenai hal-hal seperti kendaraan dan baterai, perilaku pengguna, dan nuansa industri. Data yang lebih baik memungkinkan kami untuk mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang risiko, yang pada gilirannya menghasilkan persyaratan pembiayaan yang lebih baik untuk semua orang," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: