Bank Inggris Standard Chartered Bergabung dalam Uji Coba Mata Uang Bank Digital di China
Bank multinasional asal Inggris, Standard Chartered, akan ikut serta dalam uji coba mata uang digital yuan bank sentral China (CBDC), e-CNY, sebagai salah satu bank asing pertama yang melakukan hal ini di negara tersebut.
Dilansir dari laman Cointelegraph pada Selasa (28/11/2023), berdasarkan pengumuman dari Standard Chartered pada 27 November melalui mitranya City Bank Clearing Services Co, akan mengizinkan nasabahnya untuk membeli, menukarkan, dan menukarkan e-CNY di dalam rekening bank mereka.
"Sebagai bank internasional yang telah berakar di pasar Tiongkok selama 165 tahun, Standard Chartered optimis dengan prospek pengembangan Renminbi digital," kata Presiden Standard Chartered China, Xiaolei Zhang.
Standard Chartered juga akan bergabung dengan program uji coba e-CNY CBDC di China, yang saat ini sedang berlangsung di 26 kota dan provinsi. Bank ini menyatakan bahwa area yang akan dieksplorasi meliputi pembayaran pedagang lintas batas (cross-border), pembiayaan perdagangan dan pembiayaan rantai pasok.
Baca Juga: Zodia, Platform Kripto Milik Standard Chartered Diluncurkan di Hong Kong
Tahun 2022 lalu, Standard Chartered berpartisipasi dalam proyek uji coba "Multilateral Central Bank Digital Currency Bridge" di Hong Kong untuk menyediakan layanan penyelesaian pembayaran lintas batas bagi nasabah ritel dan perusahaan. Pada Mei 2023, Standard Chartered dan PricewaterhouseCoopers (PwC) China bersama-sama merilis laporan "Mata Uang Digital Bank Sentral untuk Menciptakan Ekosistem Perbankan Masa Depan," yang membahas prospek penerapan CBDC di bidang ritel, perdagangan, dan pembiayaan rantai pasokan.
Pada 25 November, bank sentral China menerbitkan buku putih berjudul "Solusi aplikasi renminbi digital untuk e-commerce bisnis ke bisnis secara lintas batas." Dokumen tersebut menyerukan kepada pemroses pembayaran komersial untuk mengintegrasikan e-CNY CBDC untuk transaksi konsumen.
Sejak diluncurkan pada tahun 2020, transaksi e-CNY telah melampaui 1,8 triliun yuan (US$253,6 miliar atau Rp3,9 kuadriliun), sementara jumlah dompet telah melonjak menjadi 120 juta dompet.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Nadia Khadijah Putri
Editor: Amry Nur Hidayat
Tag Terkait:
Advertisement