Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Waduh, Kebocoran Data Sebabkan Pengusaha Rugi Miliaran di Indonesia!

Waduh, Kebocoran Data Sebabkan Pengusaha Rugi Miliaran di Indonesia! Kejahatan siber | Kredit Foto: Unsplash
Warta Ekonomi, Jakarta -

Cloudfare baru-baru ini merilis studi baru yang menyebut pemerintah hingga perusahaan mengalami kerugian yang besar gegara buruknya keamanan siber di Indonesia.

Laporan yang berjudul “Melindungi Masa Depan: Survei Kesiapan Keamanan Siber Asia Pasifik”  mengungkapkan 70 persen responden di Indonesia mengalami insiden keamanan siber dalam 12 bulan terakhir.

Baca Juga: Kebocoran Data Jelang Pemilu, Budi Arie: Motifnya Ekonomi, Tak Usah Dipolitisasi

Kebanyakan insiden tersebut disebabkan oleh serangan web, diikuti oleh phishing dan penyerangan email bisnis, dengan responden memberi peringkat pada penanaman spyware, penyelundupan data, dan keuntungan finansial sebagai sasaran utama penjahat siber. 

“Di tengah kian kompleksnya lingkungan ancaman siber yang berdampak pada risiko finansial dan reputasi organisasi, para pelaku bisnis perlu lebih mendedikasikan waktu dan sumber daya untuk merumuskan strategi keamanan siber yang tepat bagi organisasi mereka agar mampu menangkal serangan berbahaya dan meningkatkan ketahanan siber. Organisasi harus memandang keamanan siber sebagai hal yang sangat penting dan melakukan investasi yang diperlukan untuk mengatasi kesenjangan yang ada,” kata Wakil Presiden dan Direktur Pelaksana, Asia Pasifik, Jepang, dan China di Cloudflare, Jonathon Dixon pada Kamis (30/11).

Hasil studi juga menunjukkan bahwa lebih dari separuh (54 persen) responden di Indonesia mengalami kerugian sebesar setidaknya 15 miliar rupiah akibat insiden keamanan siber selama 12 bulan terakhir. Responden juga menyebutkan kehilangan data/kekayaan intelektual, kerusakan reputasi, dan kehilangan pelanggan sebagai dampak terbesar yang dialami organisasinya di luar kerugian keuangan. 

Ironisnya, di tengah tingginya frekuensi insiden keamanan siber di Indonesia, hanya 53 persen responden yang menyatakan sangat siap untuk mencegah insiden tersebut. Para responden mengakui kurangnya sumber daya manusia sebagai tantangan terbesar dalam hal kesiapan keamanan siber. 

Baca Juga: Bocoran 'Coach' dan 'Official' Timnas AMIN, Ini Kata PKB

Selain itu, dampak insiden keamanan siber di Indonesia juga meluas ke operasional organisasi, dengan 39 persen responden mengatakan bahwa organisasinya menunda rencana perkembangan, menghentikan operasi untuk sementara, dan melaporkan insiden ke pihak yang berwenang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: