Kredit Foto: Mahadana Dasha Utama
Sementara itu Ketua RT 06/RW 02 kampung Buah Limus, Desa sampir, Mawi mengapresiasi kegiatan sosial yang dilakukan MahaDasha Group. Ia mengungkapkan persoalan utama yang ada di desanya adalah sulitnya menemukan sumber mata air akibat kondisi geografis tanah yang bercadas. Masyarakat kata dia harus mengebor hingga 48 meter untuk mendapatkan air yang layak konsumsi.
Baca Juga: Langkah Membumi Festival 2023, Ramai-ramai Lawan Krisis Iklim
"Biaya mengebor sumbur bisa mencapai Rp30 juta lebih sehingga banyak warga yang tidak sanggup membiayainya. Jadi, selama ini warga dapat air dari membeli atau mengangkut dari sungai dengan jerigen," kata Mawi.
Ia pun berharap dengan adanya bantuan sarana air bersih dari MahaDasha, masyarakat merasa senang dan bahagia, karena kebutuhan akan air untuk minum, cuci, dan mandi bisa terpenuhi.
Baca Juga: Di Global Forum for Climate Movement, Dirut PLN Ajak Kolaborasi Global Atasi Perubahan Iklim Dunia
"Ke depan, saya berharap ada bantuan jamban umum supaya kebersihan desa terjaga. Karena dari 75 kepala keluarga (KK) yang ada di Kampung Buah Limus, 30 KK di antaranya dari belum memiliki jamban,” pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement