General Manager Sales PT Prasadha Pamunah Limbah Industri (PPLI), Yurnalisdel buka suara terkait dengan penanganan limbah medis di Indonesia. Ia mengatakan sinergi diperlukan guna menangani masalah daur ulang dari bahan beracun dan berbahaya (B3).
"PPLI dengan fasilitas yang dimiliki siap bersinergi dengan berbagai instansi fasilitas layanan kesehatan disini dalam pengelolaan limbah medisnya," kata Yurnalisdel dilansir Minggu (10/12).
Baca Juga: Lewat Insinerator Hijau, PPLI Siap Dongkrak Ekosistem Kesehatan
Untuk penanganan limbah medis sendiri, lanjut pria yang akrab disapa Fadel itu PPLI dalam pemusnahan limbah medis menggunakan teknologi ramah lingkungan berupa insinerator teknologi terbaru yang memiliki kapasitas 50 ton per hari dengan sistem pemantauan emisi yang terus menerus melalui penerapan teknologi continuous emission monitoring system (CEMS).
Tidak hanya dimusnahkan dengan proses insinerasi saja, tapi residu dari proses inisinerasi, sesuai ketetuan regulasi dalam pengelolaan limbah medis, juga dikelola lebih lanjut oleh PPLi dengan mekanisme penimbusan pada eco-landfill berijin guna memastikan bahwa limbah medis telah termusnahkan seutuhnya dan tidak mencemari lingkungan. Hal ini sesuai dengan salah satu prinsip dasar dalam pengelolaan limbah B3, from cradle to grave, yaitu suatu rangkaian kegiatan pengelolaan limbah B3 yang dilakukan sejak dari dihasilkannya limbah B3 tersebut sampai dengan pemusnahan akhir.
Fadel dalam kesempatan tersebut juga menyampaikan prosedur dalam penanganan dan pengangkutan limbah medis di PPLI. Dalam prosesnya, pegawai yang melakukan pengambilan di rumah sakit semua memakai alat pelindung diri (APD) khusus untuk mencegah paparan kepada para pekerja.
APD itu pun sekali pakai yang nantinya akan dilebur bersama insinerator. Karyawan yang menerima atau mengambil juga tidak boleh membuka atau mengecek limbah karena akan langsung diarahkan ke insinerator untuk dibakar.
Baca Juga: Tanggapi Soal Pengungsi Rohingya, Jokowi Sebut akan Utamakan Bantuan untuk Masyarakat Lokal
Dalam kesempatan yang sama, Sub Koordinator Analis dan Standarisasi Lingkungan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Banyuwangi, Purwaningsih menuturkan bahwa pengolahan limbah medis di wilayahnya cukup baik. Namun masih ada kendala perihal sumber daya manusia serta storage penyimpanan limbah.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement