Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jadi Seorang Pemimpin, Anies Baswedan Utamakan Prinsip Keadilan dalam Mengambil Keputusan

Jadi Seorang Pemimpin, Anies Baswedan Utamakan Prinsip Keadilan dalam Mengambil Keputusan Kredit Foto: Antara/Muhammad Iqbal
Warta Ekonomi, Jakarta -

Calon Presiden dari Koalisi Perubahan Anies Baswedan mengungkapkan prinsip keadilan atau fairness merupakan pertimbangan utama ia dalam mengambil keputusan sebagai seorang pemimpin.

Hal ini Anies ungkapkan dalam acara dialog yang diselenggarakan Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) pada Senin (11/12/23).

Anies awalnya mengungkapkan menjadi seorang pemimpin punya tugas utama yakni mengambil keputusan.

“Apa sih tugas utama pemimpin? Tugas utama adalah membuat atau mengambil keputusan. Saya rasa semua di sini adalah buisness leader yang tahu persis bahwa tugas utama Anda semua adalah mengambil keputusan. Pertanyaan selanjutnya how do you make decisions?” ujar Anies dalam pemaparannya.

Baca Juga: Anies Baswedan Masih Berjaya di Jakarta Menurut Survei Terbaru

Anies mengungkapkan dalam memimpin ia menerapkan 4 dimensi dalam mengambil keputusan. Pertama adalah Keadilan, kedua public interst, ketiga ilmu dan objektivitas, dan ke empat baru sial aturan.

Ia pun memberi contoh penerapan prinsip tadi yang mana menurutnya telah dilakukan selama bertugas sebagai Gubernur DKI Jakarta yakni soal upah buruh.

Ia menyinggung saat masa Covid-19 di mana ekonomi dan dunia usaha mengalami dampak yang besar. Menurutnya saat itu ia mengeluarkan arahan bahwa pengusaha yang memang terdampak Covid tidak diwajibkan menaikkan upah dan ambil jalan duduk bersama dengan para pekerja mengatasi masalah tersebut.

Di sisi lain, bagi sektor usaha yang tak mengalami dampak bahkan keuntungan seperti usaha masker yang saat itu naik permintaannya dan usaha sejenisnya, maka mereka harus tetap menaikkan upah sesuai arahan yang diberikan.

“Sektor yang terdampak negatif maka UMP nya tidak perlu naik bahkan bisa dibicarakan oleh buruh. Tapi sektor yang terdampak positif harus berbagi dengan buruhnya, itu pabrik masker dll booming saat itu, nggak fair kalau dia bilang hadapi covid,” jelasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto

Advertisement

Bagikan Artikel: