Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Jelang Akhir Tahun 2023, Sektor Jasa Keuangan Jabar Masih Stabil

Jelang Akhir Tahun 2023, Sektor Jasa Keuangan Jabar Masih Stabil Kredit Foto: Rahmat Saepulloh
Warta Ekonomi, Jawa Barat -

Menjelang akhir tahun 2023, OJK menilai stabilitas sektor jasa keuangan masih tetap terjaga, didukung oleh permodalan yang kuat dan likuiditas yang memadai, sehingga mampu menghadapi berlanjutnya penurunan pertumbuhan ekonomi dan tingginya ketidakpastian global.

Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan, Aulia Fadli menjelaskan periode Oktober 2023, kredit/pembiayaan perbankan Jawa Barat bertumbuh sebesar 6,60 persen YoY (September 2023: 6,85 persen YoY) menjadi Rp597,75 triliun dengan kualitas kredit yang masih tetap terjaga.

"Terjadi rasio NPL gross sebesar 3,62 persen (September 2023: 3,49 persen)," kata Aulia kepada wartawan di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Jumat (16/12/2023).

Sementara Dana Pihak Ketiga (DPK) perbankan Jawa Barat pada Oktober 2023 bertumbuh sebesar 4,25 persen YoY (September 2023: 3,66 persen YoY) menjadi sebesar Rp658,15 triliun dengan likuiditas yang memadai.

Baca Juga: OJK: Sektor Jasa Keuangan Terjaga Stabil di Tengah Meningkatnya Tensi Geopolitik

"Tercatat rasio Loan to Deposit Ratio (LDR) sebesar 90,82 persen (September 2023: 91,11 persen)," katanya.

Perbankan syariah di Jawa Barat juga masih mencatatkan tren kinerja yang terus meningkat dan lebih tinggi dibandingkan perbankan konvensional.

Tercermin dari pembiayaan perbankan syariah di Jawa Barat per Oktober 2023 mencapai Rp64,51 triliun dan tumbuh 13,79 persen YoY, dengan market share pembiayaan yang juga terus menunjukkan tren kenaikan, dari sebesar 7,99 persen pada tahun 2019 (sebelum pandemi Covid-19) menjadi 10,79 persen per Oktober 2023.

Sementara itu, di sektor Pasar Modal, sampai dengan Oktober 2023, nominal transaksi saham dari Jawa Barat mencapai Rp179,78 triliun yang didominasi oleh investor ritel. Adapun jumlah Single Investor Identification atau SID di Jawa Barat masih menjadi yang terbanyak yaitu mencapai 2,68 juta SID atau sekitar 22,40 persen dari total SID Nasional.

Sementara itu, kinerja perusahaan pembiayaan masih berkinerja positif, tercermin dari outstanding piutang pembiayaan yang bertumbuh sebesar 10,93 persen YoY pada Oktober 2023 (September 2023: 11,62 persen YoY) menjadi sebesar Rp73,5 triliun, lebih besar dibandingkan masa pandemi yang sempat terkontraksi negatif di akhir tahun 2021.

Baca Juga: Berantas Tindak Pidana di Sektor Keuangan, OJK Perkuat Sinergi dengan Kepolisian dan Kejaksaan

"Adapun rasio Non Performing Finance (NPF) masih terjaga sebesar 3,03 persen (September 2023: 3,13 persen)," ujarnya.

Aulia mengungkapkan dari Fintech Peer to Peer (P2P) Lending, Jawa Barat masih menjadi Provinsi dengan outstanding pinjaman terbesar Nasional dengan pertumbuhan pinjaman sebesar 39,44 persen YoY yaitu mencapai Rp15,80 triliun dengan jumlah penerima sebanyak 5,71 juta rekening.

Adapun Tingkat Wan Prestasi (TWP) masih terjaga pada level 3,69 persen. Secara akumulasi, Fintech P2P Lending telah menyalurkan pinjaman sebesar Rp178,48 triliun kepada borrower yang berdomisili di Jawa Barat.

OJK akan terus mendorong Lembaga Jasa Keuangan untuk terus memonitor potensi risiko termasuk melakukan stress test ketahanan terhadap gejolak pasar. Dalam rangka menjaga stabilitas sektor jasa keuangan dan mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah masih tingginya tensi geopolitik global.

"Selain itu, melakukan strategi mitigasi risiko dalam rangka menjaga ketahanan permodalan dan likuiditas, sehingga sektor jasa keuangan dapat terjaga stabil dan dapat berkontribusi optimal bagi perekonomian nasional," pungkasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Rahmat Saepulloh
Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: