Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Food Estate Gagal, Anies Baswedan Tawarkan Kontrak Farming: Sudah Dikerjakan di Jakarta, Akan Kami Teruskan ke Nasional!

Food Estate Gagal, Anies Baswedan Tawarkan Kontrak Farming: Sudah Dikerjakan di Jakarta, Akan Kami Teruskan ke Nasional! Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Calon Presiden nomor urut 1 Anies Baswedan menyampaikan konsep Kontrak Farming sebagai solusi dari kegagalan program lumbung pangan alias food estate. Hal ini Anies sampaikan dalam acara ‘Desak Anies’ edisi Mataram pada Selasa (19/12/23).

Anies menyampaikan dua solusi yakni Kooperatif Farming dan Kontrak Farming. Kooperatif Farming menurut Anies adalah konsep di mana para petani akan buat koperasi dan mereka akan bisa bercocok tanam di area lebih luas. Begitu area lebih luas pembagian hasilnya lebih mudah.

Sementara terkait Kontrak Farming, Anies menjelaskan konsepnya adalah kontrak hasil petani bekerja untuk dibeli sehingga saat mereka menanam mereka tahu hasil panen mereka ada pembelinya dengan ada harga dasar dan harga atas sehingga mereka punya kepastian.

Anies mengungkapkan kontrak farming telah berjalan di Jakarta di masa kepemimpinannya 2017-2022.

Baca Juga: Dipersilakan Joget, Anies Baswedan Ogah: Kalau Ada Gagasan Nggak Perlu Banyak Joget!

Anies meyakini konsep kontrak farming akan menyejahterakan petani yang telah bekerja memastikan ketersediaan pangan.

“Ini bukan rencana ini sudah kami kerjakan di Jakarta dan kami akan teruskan ke level nasional. Dengan adanya kontrak seperti itu petani tenang karena sudah ada pembeli dengan harga jelas, dan karena ada kontrak mereka bisa kredit alat pertanian, kira-kira dengan begitu dana negara bukan untuk korporasi besar tapi untuk petani kebanyakan,” jelasnya.

Anies melihat Food Estate yang saat ini di bawah Kementerian Pertahanan punya sejumlah masalah serius yang mana menurutnya sama sekali tak menguntungkan petani.

Menurut eks Gubernur DKI Jakarta itu, Food Estate hanya melibatkan korporasi besar yang mana dana dari pemerintah akan mengalir ke mereka. Seharusnya dana dari pemerintah terkait program seperti food estate mengalir ke petani yang mana selama ini telah berjasa dalam menyediakan pangan nasional.

“Anggaran yang dimiliki negara ketika itu diberikan kepada program seperti food estate maka dia dipakai oleh korporasi besar, korporasi besar tidak perlu dana dari pemerintah. Dana pemerintah harusnya diberikan kepada petani,” jelasnya.

Kritikan gagalnya Food Estate bukan hanya datang dari Anies yang kini berada di luar pemerintahan. Cawapres nomor urut 3 Mahfud MD yang kini merupakan Menteri Aktif di pemerintahan (Menkopolhukam) membenarkan kegagalan Food Estate.

Baca Juga: Gagasan Penegakkan Hukum Anies Baswedan di Debat Pertama Nggak Main-main, Begini Penjelasan Peneliti, Simak!

“Food estate, saya kira semua orang punya kesan itu gagal, saya kira iya,” ujar Mahfud sebagaimana dilihat dari kanal Youtube UNAND Official.

Kegagalan Food Estate yang berada di bawah Kementerian Pertahanan itu menurut Mahfud bukannya tanpa alasan. Menurutnya, lahan luas yang telah disediakan dan telah mengeluarkan modal super besar tak bisa ditanami karena tidak adanya petani yang tersedia.

“Karena kita menyediakan lahan besar tidak dipikirkan bahwa lahan besar dengan modal besar harus ada petani, sementara lahan yang disediakan nggak ada orangnya, siapa yang mau berani di situ,” jelasnya.

Meski saat ini gagal, Mahfud menilai ide awal dari food estate tetap bisa terus dilanjutkan.

“Idenya bisa diteruskan,” ungkapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto

Advertisement

Bagikan Artikel: