Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

AIS Forum Serukan Aksi Global Atasi Krisis Iklim

AIS Forum Serukan Aksi Global Atasi Krisis Iklim Kredit Foto: AIS
Warta Ekonomi, Jakarta -

Archipelagic and Island States (AIS) Forum berkomitmen atasi dampak dari masalah krisis iklim yang dihadapi oleh negara-negara kepulauan. 

Deputi Bidang Koordinasi Kedaulatan Maritim dan Energi Kemenkomarves, Jodi Mahadi mengatakan, salah satu dampak dari krisis iklim adalah kenaikan muka air laut sebagai dampak dari perubahan iklim.

Jodi menyebut tantangan bersama yang dihadapi oleh negara pulau dan kepulauan inilah yang menjadi landasan utama Indonesia menginisiasi pembentukan AIS Forum. 

“Tantangan bersama perlu dihadapi secara kolektif. Karena itulah Indonesia mengajak negara-negara pulau dan kepulauan untuk secara bersama mengambil langkah konkret dalam penyelesaiannya,” ujar Jodi dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (20/12/2023). 

Baca Juga: AIS Forum Kembangkan Wirausaha Biru Berkelanjutan di Papua Nugini

Jodi mengatakan, salah satu upaya konkrit untuk membina kolaborasi di negara-negara kepulauan dan kepulauan telah dilakukan AIS Forum melalui adopsi AIS Leader’s Declaration pada Konferensi Tingkat Tinggi AIS Forum, Oktober silam. 

“Negara pulau dan kepulauan menyerukan pentingnya kesadaran, kolaborasi, dan intervensi global melalui AIS Forum sebagai penegasan hak yang melekat pada negara-negara kepulauan untuk hidup, sejahtera, dan mempertahankan identitas unik mereka,” ujarnya. 

Sementara itu, Duta Besar Republik Fiji untuk Indonesia Amena Yauvoli mengatakan, tantangan perubahan iklim yang dihadapi negara-negara pulau dan kepulauan menjadi isu krusial yang dibahas dalam dialog tingkat tinggi ini. 

Dimana, salah satu yang paling menonjol adalah kenaikan permukaan air laut yang makin masif karena meningkatnya pencairan lapisan es, gletser dan ekspansi termal laut. Negara-negara AIS umumnya menjadi yang pertama kali terdampak dengan ancaman ini. 

Menurutnya, dengan adanya krisis iklim, kenaikan muka air laut adalah ancaman nyata bagi wilayah pasifik.

“Tantangan ini telah kami alami di Fiji dan juga negara – negara pasifik lainnya. Telah ada masyarakat pesisir yang kami (Fiji) relokasi karena wilayah mereka terdampak kenaikan muka air laut,” ujar Ameena. 

Baca Juga: AIS Forum Hadirkan Solusi Inovatif Guna Menggerakan Ekonomi Biru

Disisi lain, Menteri Bidang Agrikultur, Perubahaan Iklim dan Lingkungan Hidup Republik Seychelles Flavien P. Joubert mengatakan, masyarakat daerah pesisir kini makin wawas terhadap ancaman perubahan iklim, dan mulai turut bekerja keras untuk mengambil langkah mitigasi demi perlindungan ekosistem lautan, meski hanya melalui langkah-langkah kecil. 

“Salah satu contoh adalah makin meningkatnya kepedulian mereka terhadap pentingnya merawat keberlangsungan eksosistem lautan, seperti pentingnya merawat keberadaan rumput laut bagi ekosistem pesisir,” ujarnya.

Sebagai bagian dari resolusi akhir dari pelaksanaan COP 28 di Dubai tahun ini, diskusi yang berlangsung memberikan penegasan dalam mengambil langkah-langkah strategis untuk menghadapi isu kenaikan muka air laut di negara – negara pulau dan kepulauan.

Melalui dialog ini, AIS Forum menyediakan ruang terbuka untuk bertukar pikiran, solusi, dan mengambil resolusi terhadap permasalahan bersama. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: