Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Survei JRC: Approval Rating 80,2%, Suara Jokowi Tentukan Juara di Pilpres 2024

Survei JRC: Approval Rating 80,2%, Suara Jokowi Tentukan Juara di Pilpres 2024 Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pertemuan makan malam antara Presiden Jokowi dengan calon presiden nomor urut dua, Prabowo Subianto, mengundang reaksi dari pihak-pihak yang berkontestasi pada pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Jokowi dituding bersikap tidak netral dan berpihak kepada salah satu capres.

Pada kenyataannya, isu keberpihakan Jokowi sudah lama bergaung, terutama sejak Jokowi disebut-sebut melakukan cawe-cawe soal Pilpres. Pada pertengahan 2023 lalu Jokowi bahkan secara terang-terangan mengaku bakal turut campur demi kepentingan bangsa dan negara.

Baca Juga: Anies dan Ganjar Kompak Hajar Prabowo, Dinamika Politik Diungkit

Jika ditarik mundur pada 2022, Jokowi ditengarai memberikan endorsement kepada sejumlah nama yang berpotensi menjadi capres-cawapres. Di antaranya yang cukup menguat adalah gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dan Menteri BUMN Erick Thohir.

Waktu itu sejumlah partai politik dari kubu pemerintah membentuk Koalisi Indonesia Bersatu (KIB), yang diyakini sebagai kendaraan politik bagi Ganjar-Erick. Jika Ganjar tidak kunjung mendapatkan tiket capres dari PDIP, maka KIB bisa menjadi sekoci untuk maju nyapres dari partai lain.

Nyatanya, PDIP kemudian mempercepat deklarasi pencapresan Ganjar pada April 2023, setelah elektabilitas keduanya melorot akibat penolakan timnas Israel pada Piala Dunia U20. Jokowi kemudian mengalihkan dukungan kepada Prabowo Subianto.

Sosok Menteri Pertahanan yang sebelumnya rival dua kali Jokowi pada Pemilu 2014 dan 2019 itu lalu menggandeng putera sulung Jokowi, Gibran Rakabuming Raka. Sempat terkendala syarat usia, Gibran yang meniti jejak Jokowi sebagai walikota Solo itu maju berpasangan dengan Prabowo.

Pasangan Prabowo-Gibran secara blak-blakan menyatakan bakal melanjutkan program Jokowi, sementara pasangan yang lain mendorong perubahan atau berada di tengah-tengah. Sementara itu aspirasi publik nyata-nyata lebih mendukung wacana keberlanjutan alih-alih perubahan.

Temuan survei yang dilakukan Jakarta Research Center (JRC) menunjukkan tingkat kepuasan publik yang sangat tinggi terhadap Presiden Jokowi, hingga mencapai 80,2 persen. Di antaranya bahkan ada 10,6 persen yang menyatakan sangat puas dipimpin oleh Jokowi.

Hanya 17,2 persen yang merasa tidak puas terhadap Jokowi, di antaranya 3,0 persen menyatakan tidak puas sama sekali. Sangat jomplang jika dibandingkan dengan mereka yang merasa cukup puas maupun sangat puas. Sisanya 2,6 persen menyatakant tidak tahu/tidak jawab.

Baca Juga: PSI Harus Masuk Senayan, Tak Cuma Menangkan Prabowo-Gibran

Tingginya tingkat kepuasan mengindikasikan publik ingin program-program Jokowi dapat dilanjutkan oleh kepemimpinan nasional berikutnya yang bakal menggantikan Jokowi. Artinya, pasangan capres-cawapres yang condong pada keberlanjutan berpeluang kuat bakal didukung mayoritas pemilih.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: