Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Industri Ramah Lingkungan Mahal, Investor Ritel Bisa Bantu Wujudkan Lewat Intrumen Investasi Ini

Industri Ramah Lingkungan Mahal, Investor Ritel Bisa Bantu Wujudkan Lewat Intrumen Investasi Ini Ilustrasi: Wafiyyah Amalyris K
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pemanasan global merupakan ancaman nyata bagi kesehatan  dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya di muka bumi.  Oleh karena itu, pada tahun 2015, para delegasi dari 195 negara anggota PBB ikut menandatangani Paris Agreement, sebuah kesepakatan untuk menanggulangi perubahan iklim melalui pengurangan emisi gas rumah kaca. 

Targetnya ialah net zero emission di tahun 2050, sehingga seluruh emisi karbon dari aktivitas manusia dapat terserap oleh bumi melalui ekosistem yang ada di hutan dan laut. 

Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Dimas Ardhinugraha mengungkapkan bila investor memiliki peranan penting dalam mengatasi perubahan iklim, karena industri yang ramah lingkungan membutuhkan dana yang sangat besar. Pasalnya, dalam mencapai target Paris Agreement, tantangannya adalah menurunkan emisi karbon global sebesar 2,7% per tahun. 

Baca Juga: Wow! GoTo Jadi Perseroan Pertama di Indonesia yang Terima Validasi NZE dari Badan Terkemuka Dunia

“Untuk itu, dibutuhkan investasi sebesar lebih dari US$6,9 triliun per tahun selama 10 tahun ke depan agar mencapai tujuan Paris Agreement di tahun 2050,” ujar Dimas, dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Senin (8/1/2023). 

Tantangan lainnya, lanjut Dimas, yaitu mengurangi penggunaan energi berbahan bakar fosil, karena sekitar 75% emisi gas rumah kaca global berasal dari bahan bakar fosil. 

Selain itu, tantangan yang perlu diatasi juga adalah memitigasi dampak dari perubahan iklim yang sudah terjadi seperti kenaikan permukaan air laut (yang mengakibatkan banjir, salinisasi air tawar, gangguan ekologi, dan lain-lain) serta meningkatkan produksi dan kualitas pangan dunia yang semakin menurun. 

“Untuk mengatasi permasalahan-permasalahan tersebut, diperlukan inovasi dan pengembangan teknologi,” terangnya.

Baca Juga: Catat! Bila Reksadana Gagal Bayar, Ini Sejumlah Langkah buat Investor

Menurut Dimas, untuk menciptakan bumi yang lebih sehat, perusahaan-perusahaan di berbagai sektor harus melakukan peralihan/pengembangan teknologi, dan ini membutuhkan dana yang besar.  

“Investor bisa ikut mendukung inisiatif ini dengan membantu pendanaan melalui berinvestasi pada reksa dana berbasis ESG (environmental, social, governance). Ini bisa menjadi peluang yang menarik bagi investor,” ucapnya.

Ia menjelaskan jika reksa dana berbasis ESG memiliki portofolio yang terdiri dari efek-efek (saham dan/atau obligasi) berbagai perusahaan yang telah memenuhi kriteria ESG dalam menjalankan kegiatan operasional bisnis dan investasinya. Kriteria dari sisi lingkungan, reksa dana tersebut memperhatikan dampak dari operasional perusahaan terhadap lingkungan. 

Dari aspek sosial, yang diperhatikan adalah hubungan perusahaan dengan para stakeholders, yaitu karyawan, konsumen, pemasok, dan masyarakat.  Sedangkan tata kelola yang baik meliputi manajemen perusahaan yang efektif.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: