Ekspedisi Perubahan Dengar Keluhan soal Pendidikan hingga Praktik Ordal saat Safari ke Madura dan Bojonegoro
Ubah Bareng kembali melanjutkan Ekspedisi Perubahan di Jawa Timur. Kali ini, gerakan anak muda yang mengusung perubahan itu berdialog dengan warga Madura pada Minggu (28/1) dan warga Bojonegoro keesokan harinya, Senin (29/1).
Dalam kesempatan tersebut, Ekspedisi Perubahan mendengar langsung keresahan yang tengah dihadapi warga Madura. Utamanya, ialah masalah ekonomi.
"Keresahan di Madura itu ada beberapa hal. Yang paling utama adalah ekonomi, di mana ekonomi di Madura ini adalah miskin ekstrem," ungkap salah seorang peserta Ekspedisi Perubahan, Luthfi.
Tidak hanya itu, Luthfi juga membeberkan bahwa Madura 'darurat' anak muda. Ini berarti, banyak dari mereka yang merantau ke luar kota untuk melanjutkan pendidikan, sebab pendidikan di Madura kurang memadai.
Akibatnya, kata dia, hanya tersisa sedikit anak muda yang hadir untuk memajukan Madura. "Di sini banyak orang muda merantau ke luar, sehingga tidak bisa membangun Madura," ujarnya.
Bergeser ke Bojonegoro, Ekspedisi Perubahan mendengar keluhan berbeda. Salah seorang peserta, Aldo, menyampaikan bahwa pernikahan dini di daerah asalnya itu marak terjadi.
"Keresahan yang sedang dialami warga Bojonegoro ini banyak sekali, salah satunya pernikahan dini yang pada akhirnya mengakibatkan perceraian tinggi," ungkapnya.
Baca Juga: Jokowi Pecahkan Rekor Bansos Terbesar Jelang Pemilu, Anies: Rakyat Pilih Nurani
Tidak hanya itu, Aldo pun menyoroti sulitnya lapangan pekerjaan untuk warga Bojonegoro. Ia membeberkan bahwa praktik 'orang dalam' masih terus melanggeng di Kota Ledre.
Banyaknya keluhan dari warga itu membuat Emirio Syarfuan selaku Koordinator Ekspedisi Perubahan optimis bahwa semakin banyak anak muda yang peduli dengan daerahnya. Ia pun menegaskan bahwa apa yang mereka sampaikan itu nantinya akan dibahas lebih dalam agar menemukan titik terang.
"Dari diskusi ini, tentu harapan kami nantinya bisa diimplementasikan di kemudian hari. Jelas ini tidak akan kami jadikan sebatas wacana, tetapi ada aksi nyata dan implementasi yang konkrit atas perubahan," ujarnya.
Senada dengan itu, Rahma Arifa Muhaimin mengapresiasi semangat para warga, khususnya anak muda, dalam menghadirkan perubahan agar daerahnya menjadi lebih baik. Ia lantas memastikan bahwa pihaknya akan merumuskan masalah-masalah tersebut supaya mendapat solusi terbaik.
"Dengan adanya kegiatan ini, kami tentu berharap teman-teman dapat menemukan titik terang. Baik itu terkait masalah pernikahan dini, lowongan kerja yang masih sulit, ataupun praktik orang dalam," tutupnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto
Advertisement