Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kemenag Bersama Unilever Gelar Program Pesantren Sehat Lifebuoy  

Kemenag Bersama Unilever Gelar Program Pesantren Sehat Lifebuoy   Kredit Foto: Unilever
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kementerian Agama Republik Indonesia bersama Unilever Indonesia melalui brand Lifebuoy menggelar program "Pesantren Sehat Lifebuoy” yang bertujuan meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dari santri dan santriwati. Kegiatan ini berlangsung pada Kamis (15/2) di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah Jakarta, dengan melibatkan 1200 santri/santriwati yang mendapatkan edukasi kesehatan juga pelatihan guna cetak Duta Santri.

Saiful Rahmat Dasuki, Wakil Menteri Agama Republik Indonesia menyatakan, melalui kerjasama dengan pihak-pihak swasta termasuk di dalamnya Unilever Indonesia, dan produk-produknya, dapat menunjang peningkatan pola hidup termasuk di dalamnya aspek kesehatan yang bermanfaat, terutama bagi pondok pesantren.
"Sebab pada dasarnya apabila para santrinya sehat, Insyaa Allah Indonesia kuat," ucap Saiful, dalam keterangan resmi, Jakarta, Jumat (16/2/2024).

Salah satu langkah utama dari PHBS yang penting untuk diimplementasikan di pesantren adalah gerakan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di 5 momen penting, yakni saat sebelum makan, setelah dari toilet, setelah bermain, setelah batuk atau bersin, dan setelah bepergian.

Baca Juga: Bangkitkan Ekonomi, Baznas dan Poros Bersinergi Dongkrak Santripreneur

Ketua Presidium Perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI), dr. Imelda Datau, menyatakan rasa senang dan bangga terkait program ini yang ada di pesantren-pesantren seluruh Indonesia karena seperti diketahui bersama bahwa perilaku hidup bersih dan sehat itu sangat penting terutama di kalangan pesantren.

Dengan membiasakan PHBS di lingkungan pondok pesantren, hal ini bisa menjaga atau mengurangi resiko dari kemungkinan timbulnya berbagai penyakit.

“Banyak sekali bahkan ada 183 penyakit yang diakibatkan oleh kurang bersihnya kita dalam hal CTPS maupun saat membersihkan gigi dan mulut. Jadi, program ini sebaiknya kita galakkan bersama-sama karena selama ini perhimpunan Dokter Umum Indonesia (PDUI) bekerja sama dengan Lifebuoy sudah melakukan hal tersebut di sekolah-sekolah dasar di lima cabang kami di seluruh Indonesia,” jelas dr. Imelda.

Bahkan menurut teori Swiss Cheese Model for Infectious Disease, kebiasaan ini menjadi langkah pertama untuk melindungi diri dari ancaman penyakit infeksi, setelah vaksin. Sementara, menilik pada data BPS, Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) di DKI Jakarta baru mencapai 54,8% dari total populasi sehingga adanya keperluan untuk meningkatkan kebiasaan CTPS ke lebih banyak masyarakat di DKI Jakarta.

Head of Skin Cleansing Unilever Indonesia, Erfan Hidayat menjelaskan peran Lifebuoy untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya kesehatan di area Pesantren. Salah satunya adalah dengan mencetak Duta Santri sebagai peer educatordari program peer-to-peer learning.

“Sejak tahun 2019 program Pesantren Sehat Lifebuoy telah menjangkau lebih dari 2.000 pesantren dan memberikan manfaat bagi lebih dari 900.000 santri/santriwati di Indonesia. Tahun ini program Pesantren Sehat Lifebuoy hadir di Jakarta dengan tujuan memberikan dampak yang lebih luas melalui sejumlah rangkaian kegiatan mulai dari peer-to-peer learning, training for trainers (kepada santri, ustadz, dan ustadzah)edukasi CTPS dengan baik dan benar, hingga pemeriksaan kesehatan. Kami berharap dengan kolaborasi yang dilakukan di Pesantren di berbagai kota di Indonesia kami dapat menjangkau penambahan 1 juta santri/santriwati di lebih dari 1.500 pesantren,” papar Erfan.

Sementara itu, Ahmad Mahrus Iskandar, Pengasuh Pondok Pesantren Asshiddiqiyah yang juga bertindak sebagai penerima manfaat menuturkan selama ini melalui peranan para wali santri, sejak sebelum ada virus COVID 19 sampai sekarang, pihaknya terus meminta agar mereka dapat menerapkan pola hidup sehat.
"Kendati hidup bersama-sama dalam satu ruangan selama 24 jam non-stop, pasti menghadapi tantangan yang berbeda dengan kondisi pada umumnya."

Baca Juga: Lewat Baznas, Mulia Inti Pangan Salurkan Bantuan Pendidikan Santri Rp250 Juta

Untuk itu, ujar Ahmad Mahrus Iskandar, “Kami tidak boleh lengah dan berputus asa, sehingga setiap diadakan kegiatan di lingkungan pesantren, para santri kami ajak membuat kegiatan dengan sabun Lifebuoy bersama Duta Cuci Tangan dari para santri, di mana mereka mengajarkan contoh aktivitas cuci tangan yang benar selama 20 detik. Alhamdullilah kami juga sudah memperbanyak tempat cuci tangan, termasuk menyediakan sabun untuk cuci tangan di tempat-tempat lingkungan Pesantren Asshiddiqiyah. Diharapkan juga mereka membiasakan mandi setiap harinya sambil menggunakan produk-produk yang memang baik bagi kulit dan rambut mereka. Hal tersebut selalu diajarkan, karena penting sekali peranannya bagi para santri.”

Selain peer-to-peer learning, Lifebuoy memberikan bantuan terhadap pesantren berupa dana pendidikan, alat penunjang pendidikan, dan pemerikasaan kesehatan tanpa biaya.

"Dengan dilaksanakannya program Pesantren Sehat Lifebuoy di DKI Jakarta, kami berharap dapat melahirkan agen-agen perubahan yang mampu menciptakan lingkungan pesantren maupun masyarakat yang lebih sehat. Di tahun 2024, program sudah berjalan di Semarang dan akan berjalan di berbagai kota lain di Indonesia, antara lain Bandung, Palembang, Lampung, Banjarmasin, Makassar, Bengkulu, dan Padang,” tutup Erfan Hidayat.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: