Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kecerdasan Buatan dan Aplikasinya Dalam Bidang Genomik

Oleh: Prof. Raymond R. Tjandrawinata, Profesor di Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya dan Pengamat Bidang Bioteknologi Kesehatan

Kecerdasan Buatan dan Aplikasinya Dalam Bidang Genomik Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Beberapa tahun belakangan ini, dunia kita telah mendapatkan banyak perubahan dalam bidang genomik, termasuk diagnosis berbasis pengurutan DNA yang sangat cepat untuk mendeteksi penyakit langka. Munculnya teknologi yang menjanjikan pengurutan (sequencing) seluruh genom ini, seharga sekitar 1,5 juta rupiah ($100).

Pengurutan DNA kemungkinan akan menjadi komoditas dalam waktu dekat karena kombinasi kecepatan dan biaya yang lebih rendah. Perkiraan menunjukkan bahwa penggunaan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) pada proyek genomik akan menghasilkan hingga 40 exabyte data pada tahun 2030 atau lima hingga sepuluh miliar data. Satu exabyte terdiri dari sekitar satu triliun byte atau satu miliar gigabyte.

Baca Juga: J99 Corp Melalui MS GLOW, Berikan Edukasi Terkait Kesehatan Kulit ke Pelajar

Namun, ada dua pertanyaan utama yang harus kita jawab sebelum hal itu terjadi: bagaimana kita bisa mendapatkan informasi dalam skala besar dari jumlah data yang besar ini, dan bagaimana kita bisa mengurangi biaya agar teknologi ini lebih mudah diakses oleh pasien yang lebih luas?

Artikel ini berusaha memberikan wawasan tentang peran kecerdasan buatan dan aplikasinya pada enomic serta diskusi tentang cara mengatasi hambatan yang akan terjadi.

Definisi genomic dan kecerdasan buatan

Genomik adalah studi tentang gen dan genom yang merupakan materi genetik suatu organisme. Genomik telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir berkat kemajuan dalam teknologi sekuensing DNA. Hal ini telah memungkinkan para ilmuwan untuk mengidentifikasi dan memahami gen-gen yang bertanggung jawab atas berbagai penyakit, serta mengembangkan tes genetik baru untuk mendiagnosis dan memantau penyakit tersebut.

Kecerdasan buatan adalah bidang ilmu komputer yang mempelajari tentang bagaimana membuat komputer berpikir dan bertindak seperti manusia. Kecerdasan buatan memiliki banyak aplikasi potensial di bidang genomik, termasuk:

  1. Analisis data genom: kecerdasan buatan dapat digunakan untuk menganalisis data genom yang sangat besar dan kompleks, untuk mengidentifikasi pola dan hubungan yang tidak dapat ditemukan oleh manusia. Hal ini dapat membantu para ilmuwan untuk lebih memahami bagaimana gen bekerja dan bagaimana hal itu memengaruhi kesehatan dan penyakit.
  2. Pengembangan obat baru: kecerdasan buatan dapat digunakan untuk mengembangkan obat baru yang lebih efektif dan lebih aman, dengan menargetkan gen-gen yang spesifik. AI juga dapat digunakan untuk memprediksi bagaimana pasien akan merespons obat-obatan tertentu, sehingga dapat membantu dokter untuk memberikan perawatan yang lebih personal.
  3. Diagnostik dan pemantauan penyakit: kecerdasan buatan dapat digunakan untuk mengembangkan tes genetik baru yang lebih akurat dan terjangkau. Kecerdasan buatan juga dapat digunakan untuk menganalisis hasil tes genetik untuk memberikan informasi yang lebih akurat kepada pasien dan dokter.

Penerapan genomik dan kecerdasan buatan di masa depan

Pengobatan kanker yang lebih personal: kecerdasan buatan dapat digunakan untuk menganalisis data genom tumor kanker, untuk mengidentifikasi mutasi gen spesifik yang mendorong pertumbuhan tumor. Hal ini dapat membantu dokter untuk memilih pengobatan yang paling tepat untuk setiap pasien.

2.Tes genetik prenatal yang lebih komprehensif: kecerdasan buatan dapat digunakan untuk mengembangkan tes genetik prenatal yang lebih akurat dan komprehensif untuk mendeteksi lebih banyak penyakit dan kelainan genetik pada janin.

Secara keseluruhan, masa depan genomik dan kecerdasan buatan sangatlah menjanjikan. Kedua teknologi ini memiliki potensi untuk meningkatkan kualitas hidup kita dan memecahkan berbagai tantangan global. Namun, penting untuk dicatat bahwa kedua teknologi ini juga memiliki potensi untuk disalahgunakan. Oleh karena itu, penting untuk mengembangkan regulasi yang tepat untuk memastikan bahwa genomik dan kecerdasan buatan digunakan untuk kebaikan bersama.

Kecerdasan buatan dan teknologi genomik masa depan

Meskipun biaya telah berkurang beberapa kali lipat, biaya pengurutan genom manusia saat ini masih berada pada kisaran $1.000. Penskalaan secara besar adalah solusi jangka pendek untuk mengurangi biaya, namun tidak semua laboratorium memiliki kapasitas dan alasan untuk mengurutkan puluhan atau ratusan genom per hari, terutama dalam praktik klinis di mana dokter hanya memerlukan satu atau beberapa genom orang dalam satu waktu.

Kemajuan teknologi yang diadopsi dan dikembangkan oleh perusahaan rintisan kini menantang status quo dengan solusi yang menjanjikan kecepatan, portabilitas, dan pengurangan biaya. Peningkatan ini dimungkinkan melalui kombinasi penyesuaian mekanis dan pemrosesan sampel, memanfaatkan analisis yang dipercepat kecerdasan buatan untuk mengubah sinyal optik yang dibaca mesin menjadi informasi urutan DNA.

Baca Juga: Interbat Gandeng Ikatan Dokter Gigi Anak Indonesia untuk Tingkatkan Layanan Kesehatan Gigi Anak Indonesia

Meskipun banyak dari solusi baru ini masih dalam tahap pembuktian konsep, kemajuan kecerdasan buatan dan komputasi membuka jalan menuju demokratisasi pengurutan genom, yang berpotensi memungkinkan adopsi alat yang lebih luas yang saat ini terlalu mahal untuk digunakan secara rutin oleh para dokter.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: