Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Kontribusi Makin Nyata! Bioenergi Menghemat Devisa Negara Rp122 Triliun

Kontribusi Makin Nyata! Bioenergi Menghemat Devisa Negara Rp122 Triliun Kredit Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Warta Ekonomi, Jakarta -

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Jisman P. Hutajulu mengatakan, bioenergi memegang peranan yang sangat penting dalam perjalanan menuju NZE, dan merupakan sebagai bagian integral dari strategi untuk mengurangi emisi karbon.

"Bioenergi juga mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif sebagai EBT. Bioenergi yang terdiri dari biomassa, biogas dan bahan bakar nabati dapat menggantikan bahan bakar fosil di semua sektor terkait pembangkit listrik, bahan bakar untuk sektor industri dan komersil, transportasi dan juga rumah tangga," ujar Jisman dalam keterangan tertulis yang diterima, Senin (4/3/2024). 

Jisman mengatakan, pada tahun 2023 bioenergi berkontribusi sekitar 60% dari total bauran energi nasional, dimana pada tahun lalu bauran energi nasional tercatat di angka 13,2%.

Baca Juga: Tahun Ini PLN EPI Akan Pasok 2,2 Juta Ton Biomassa ke 47 PLTU PLN Grup

Dengan kata lain, bioenergi berperan besar dengan menyumbang sebesar 7,7% dari capaian bauran energi tersebut.

Peran bioenergi lainnya adalah dengan penyediaan dan pemanfaatan biodiesel, yang pada tahun 2023 lalu telah disalurkan biodiesel untuk domestik sebesar 12,3 juta KL. 

"Dari angka tersebut mampu menghemat devisa negara lebih dari Rp122 triliun. Dari biodiesel tersebut juga menurunkan emisi GRK sebesar 132 juta ton CO2 ekuivalen," ujarnya.

Baca Juga: Pabrik BioCNG Komersial Pertama di Indonesia Diresmikan

Lanjutnya, peluang dan potensi dari bioenergi belum sepenuhnya digarap secara maksimal, sehingga memerlukan keterlibatan dari seluruh stakeholder, kementerian dan lembaga terkait, swasta, akademisi maupun Non-Governmental Organization (NGO), dan masyarakat.

"Kita perlu mencari dan mengembangkan sumber bioenergi alternatif yang berkelanjutan dan tidak bersaing dengan produksi pangan seperti limbah pertanian, sampah kota, dan tanaman khusus energi seperti sorgum dan tanaman lain dimana sawit dapat menjadi benchmark sebagai komoditas yang mempunyai produktivitas tinggi dan harganya cukup terjangkau," tutupnya. 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Annisa Nurfitri

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: