Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Terobosan Luar Biasa untuk Pertanian Berkelanjutan Siasati Produksi Beras Nasional Turun

Terobosan Luar Biasa untuk Pertanian Berkelanjutan Siasati Produksi Beras Nasional Turun Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Teknologi Biosoildam MA 11, hasil karya Dr. Ir. Nugroho Widiasmadi, penerima Kalpataru 2023  membawa perubahan signifikan dalam sektor pertanian Indonesia.

Melalui pendekatan organiknya, teknologi ini tidak hanya meningkatkan produksi dan keuntungan petani, tetapi juga merespon tantangan alam seperti kekeringan, yang telah merugikan produksi padi nasional.

Data terbaru dari Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat penurunan produksi beras nasional sebesar 1,39% pada tahun 2023, terutama dipengaruhi oleh fenomena El Nino. Untuk mengatasi tantangan ini, Teknologi Biosoildam MA 11 hadir sebagai solusi berkelanjutan yang telah terbukti tangguh.

Penerapan Biosoildam MA 11 di SP 5 Halmahera Timur adalah contoh nyata bagaimana teknologi ini menciptakan ketahanan pangan dengan  pendekatan Bioekonomi pertanian terintegrasi yang dilengkapi Laboratorium Produksi Mikroba Decomposer MA11 yang melibatkan produksi pakan, pupuk, bibit, dan menjaga kesehatan tanah yang semua  bersumber limbah yang ada di desa tsb. Hasilnya, bukan hanya meningkatkan produksi tetapi juga menjaga ekosistem pertanian.

"Penurunan produksi beras nasional disebabkan oleh El Nino, yang memengaruhi luas panen padi dan produksi beras. Namun, Teknologi Biosoildam MA 11 muncul sebagai solusi untuk menghadapi tantangan ini," ungkap Nugroho.

Pendekatan organik dalam Teknologi Biosoildam MA 11 memberikan dampak positif terhadap lingkungan dengan mengurangi penggunaan bahan kimia berbahaya. Ini sejalan dengan visi Nusantara Food Estate untuk membentuk pertanian yang tangguh, berdaya saing, dan ramah lingkungan.

Teknologi MA11 di daerah lain  hasilkan Bawang merah: di Gorontalo pak amrin 32 ton/ha,  di Gianyar 25 ton/ha, di  Bengkulu 23 ton/ha Cabai merah di Bangka tengah.pak coy 24 ton /ha. Padi : di Tasik Malaya 18 ton/ha, di Kediri17,6ton/ha , di Blitar 14 ton/ ha, di Bantar agung Majalengka  16,408 ton/ha.

Baca Juga: Prabowo Berencana Sulap Sawit dan Singkong Jadi Bensin

Dengan pendekatan ini, kita tidak hanya menciptakan masa depan pertanian yang lebih cerah tetapi juga menjaga keberlanjutan alam. Teknologi Biosoildam MA 11, sebagai inovasi terbaru, memainkan peran penting dalam membangun Indonesia sebagai pemimpin global dalam pertanian berkelanjutan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: