Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

500 Tahun Berjaya, Belajar Rahasia Kekayaan Republik Ragusa di Eropa

Oleh: Agung Laksamana, Ketua Public Affairs Forum Indonesia & Dewan Kehormatan Perhumas

500 Tahun Berjaya, Belajar Rahasia Kekayaan Republik Ragusa di Eropa Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anda pernah mendengar Republik Ragusa ? Kisah ini saya baca dari tulisan Alan M. Webber co-founder dari majalah Fast Company.

Republik Ragusa salah satu dari bagian menarik sejarah dunia. Perspektif dimana kesuksesan Ragusa ternyata sangatlah relevan baik dalam konteks sejarah, dunia bisnis hingga kegiatan Public Affairs.

Baca Juga: Ada Kepentingan Bisnis di Balik Penentuan Otoritas Aglomerasi RUU DKJ? Begini Kata Elite PKS!

Ragusa adalah Negara maritim kecil terletak di tepi laut Adriatik. Sekarang menjadi bagian dari Kroasia. Luasnya lebih besar sedikit dari Singapur. Populasinya tidak banyak, hanya sekitar 30.000 jiwa dimana ada 5.000 warganya yang tinggal di dalam tembok kota (city wall).

Secara lokasi, Ragusa sangatlah rentan! Negara kecil ini dikelilingi semua kekuatan kerajaan-kerajaan besar dunia dari Kekaisaran Ottoman, Republik Venesia, dan Vatikan. Bahkan, kerajaan Spanyol dan Prancis selalu menjadi ancaman serius bagi Ragusa yang independen ini.

Namun, selama lebih dari 500 tahun, dari abad ke-13 hingga abad ke-18an, Republik Ragusa menikmati puncak kejayaannya hampir di semua bidang, perdagangan, ekonomi, independen dan stabilitas politik dan pemerintahannya, pertahanan, kekuatan maritim, kekayaan budaya serta intelektual hingga diplomasi!

Bagaimana negara sekecil ini mampu meraih itu semua? Pertanyaan ini menjadi diskusi menarik tidak saja bagi para akademisi, tapi bagi Business Leaders dan praktisi Public Affairs untuk belajar dari sejarah!

Kunci kesuksesan Ragusa ternyata adalah Knowledge (pengetahuan)! Ragusa memiliki jaringan pengetahuan dan informasi dari para Dutabesar (Dubes) mereka yang terpilih, terlatih dan memiliki jiwa patriotisme yang tinggi.

Mereka kirimkan 80 Dubes ke berbagai negara, kota dan pelabuhan di seluruh dunia dimana para pesaing mereka membuat rencana militer dan ekonomi penting.

Peran para Dubes Ragusa tidaklah diplomasi semata, namun lebih dari itu! Mereka memiliki sense of urgency bagi kepentingan Ragusa di hadapan penguasa kerajaan-kerajaan lain. Para Dubes ini secara proaktif dan sistematis kirimkan informasi strategis ke Parlemen Ragusa. Informasi seperti, apa yang terjadi di galangan kapal? Bagaimana dengan kekuatan militer? Apakah ada Armada baru sedang disiapkan? Apakah ada mobilisasi pasukan? Jika ya, berapa banyak pasukan dan siapa nama jenderal yang memimpin?

Ketika informasi dari para Dubes diterima, para senator dengan cepat menyusun gambaran detail tentang potensi threats (ancaman) dan opportunities (peluang) bagi negara itu. Inilah yang sumber keunggulan kompetitif Republik Ragusa. Ada beberapa hal menarik yang bisa kita pelajari dari Republik Ragusa ini:

Pertama - jauh sebelum ada google atau AI, Ragusa sudah menciptakan jaringan pengetahuan (Knowledge network) yang canggih. Kiriman informasi yang cepat dari berbagai penjuru dunia ini memberi para pemimpin Ragusa advance knowlegde dan informasi yang lebih cepat dari siapa pun. Mengetahui informasi yang lebih banyak dan lebih dulu menjadikan Ragusa memiliki lebih banyak waktu, untuk memprediksi, untuk strategy, planning hingga execution!

Kedua- bagi para bisnis leaders, butuh informasi terkini dan cepat sehingga bisa strategic decision. Juga butuh team yang competent juga loyal terhadap perusahaan dengan sense of ownership yang tinggi. Artinya, perusahaan butuh network knowlegde and bahkan sharing knowlegde seperti Ragusa telah lalukan berabad-abad yang lalu.

Ketiga - bagi praktisi Public Affairs dimana salah satu perannya strategisnya adalah menjadi a bridge (jembatan) bagi bisnis kepada policy maker dan regulators. Maka keterampilan diplomasi seorang praktisi Public Affairs sangatlah dibutuhkan, a must have skill!

Baca Juga: Ramadan Datang, Pemerintahan Jokowi Wajib Jaga Stabilitas Pangan

Pada akhirnya, semua perusahaan butuh early warning system (sistem peringatan dini) karena perubahan yang sangat cepat dan dinamis saat ini. Semakin cepat Public Affairs atau perusahaan bisa aware potensi krisis di depan maka semakin banyak waktu yang dimiliki untuk mengubahnya menjadi opportunity (peluang).

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: