Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Saham Naik Hingga Kena Suspend BEI, Begini Kata Manajemen Latinusa

Harga Saham Naik Hingga Kena Suspend BEI, Begini Kata Manajemen Latinusa Kredit Foto: Antara/Muhammad Adimaja
Warta Ekonomi, Jakarta -

PT Latinusa Tbk (NIKL) menyatakan bahwa perseroan tidak tahu-menahu apa alasan yang meneyebabkan saham NIKL mengalami volatilitas di pasar saham.

"Terhadap volatilitas dan aktivitas pergerakan harga saham Perseroan, merupakan mekanisme dari pasar atau ada demand dan suply, dan itu diluar kendali Perseroan,” kata Direktur Utama NIKL Jetrinaldi dalam acara Public Expose Insidentil, di Jakarta, Kamis (21/3/2024).

Ia pun menegaskan jika, Perseroan beserta jajaran Direksi dan Dewan Komisaris tidak mengetahui, tidak menerima, mendengar, maupun membaca informasi yang beredar sebagai rumor tentang Perseroan maupun terhadap jajaran Direksi dan Dewan Komisaris.

Baca Juga: Peningkatan Aktivitas Ekonomi Diharapkan Mampu Mendukung Penguatan Pasar Saham Indonesia

“Adapun atas semua informasi material telah disampaikan oleh Perseroan kepada Pemegang Saham atau Masyarakat melalui keterbukaan informasi," tegas Jetrinaldi.

Sebagai informasi, saat ini saham NIKL masih di suspensi oleh PT Bursa Efek Indonesia (BEI). Dihentikannya saham NIKL tersebut lantaran mengalami kenaikan secara signfikan. Pada tanggal 14 Maret 2024, Bursa melalui Pengumuman UMA telah melihat adanya kenaikan harga saham NIKL ke harga Rp 430 per saham. Harga saham semakin meningkat pada tanggal 15 Maret 2024 ke level Rp 520. Kemudian pada tanggal 18 Maret 2024, Bursa melakukan suspensi kepada Perseroan; dan tanggal 19 Maret 2024, Bursa membuka suspensi dan harga ditutup di Rp 625. Karena masih berlanjut naik, pada tanggal 20 Maret 2024, Bursa kembali melakukan suspensi kepada Perseroan.

Artinya, dalam sepekan terakhir harga saham NIKL naik hingga 56,25%. Sementara dalam kurun waktu satu bulan, harga saham NIKL melonjak hingga 134,96% atau berada di level Rp 625 per saham.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: