Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

'Di Dapil Saya Ada Lonjakan Suara Partai Tertentu, dari 2 Ribu Jadi 17 Ribu'

'Di Dapil Saya Ada Lonjakan Suara Partai Tertentu, dari 2 Ribu Jadi 17 Ribu' Aboe Bakar | Kredit Foto: Andi Hidayat
Warta Ekonomi, Jakarta -

Sekjen PKS Habib Aboe Bakar Al Habsyi mengatakan partainya bersyukur atas kenaikan perolehan suara pada Pemilu 2024 

Pernyataan itu disampaikan Habib Aboe usai menghadiri Rapat Pleno terbuka penetapan hasil Pemilu 2024, di kantor KPU pusat, Jakarta, Rabu (20/3/2024).

"Syukur alhamdulillah, jika dibandingkan dengan Pemilu 2019, suara PKS ada kenaikan. Pada Pemilu kemarin perolehan PKS sebanyak 11,49 juta suara , tahun ini naik menjadi 12,73 juta suara," kata Aboe. 

"Dari sisi kursi di DPR pun insha Allah kita diproyeksikan naik, tadi kalau diotak atik, kemungkinan kita dapat 53 kursi, naik 3 kursi dari periode kemarin," tambah dia.

Seperti diketahui pada Pemilu 2019 PKS mendapatkan 8,21%, dan pada Pemilu 2024 mendapatkan perolehan suara 8,42 % dari total suara sah nasional.

Habib Aboe kemudian menyoroti proses pelaksanaan Pemilu, menurutnya ada beberapa catatan penting yang perlu menjadi perhatian agar tidak terjadi pada Pemilu selanjutnya. 

"Atas penyelenggaraan pemilu tahun ini kita punya beberapa catatan penting. Mulai dari persoalan siRekap yang banyak menimbulkan problematika. Sehingga kita perlu kembali menegaskan agar perhitungan pemilu menggunakan pola manual berjenjang," tegas Aboe. 

Aboe juga menyoroti adanya petugas Pemilu yang diintimidasi sehingga mengganggu proses penghitungan. Selain itu ia juga menyebutkan penggelembungan suara di beberapa TPS. 

"Penyelenggaraan pemilu yang jujur dan adil harus dikedepankan. Tidak boleh lagi ada penyelenggara pemilu yang terintimidasi. Apa yang terjadi di PPK Tapos, Depok, tidak boleh terulang. Petugas PPK yang membuat pernyataan tidak mampu melanjutkan tugas lantaran merasa diintimidasi, hal ini adalah persoalan serius," kata Aboe.

"Adalagi soal lonjakan suara pada partai tertentu, misalkan di dapil saya ada partai yang suaranya cuman dua ribu, namun pas di pleno jadi tujuh belas ribu, bahkan saksinya sendiri sampai bingung. Hal seperti ini tidak boleh terulang pada pemilu mendatang," imbuhnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Ferry Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: