IEA melaporkan pasokan minyak dunia pada kuartal I 2024 turun sebesar 870 ribu bph dibandingkan kuartal sebelumnya akibat penutupan sumur-sumur minyak karena cuaca buruk dan kesepakatan penurunan produksi minyak oleh OPEC+ serta gangguan serangan Houthi di jalur pelayaran Laut Merah.
Baca Juga: 68% Produksi Minyak Nasional 2023 Berasal dari Pertamina
Untuk kawasan Asia Pasifik, tambah Agus, peningkatan harga minyak mentah selain disebabkan oleh faktor-faktor tersebut di atas, juga dipengaruhi adanya peningkatan produksi dan profit sektor industri di RRT pada bulan Januari dan Februari 2024, di mana profit sektor industri meningkat 10,2% dari tahun sebelumnya, lebih tinggi dari proyeksi pasar. Hal ini mengindikasikan pemulihan perekonomian RRT sebagai salah satu konsumen energi terbesar.
Indikasi lainnya, peningkatan impor minyak mentah di RRT selama periode Januari-Februari 2024 menjadi sebesar 10,74 juta, 5,1% lebih tinggi dibandingkan impor minyak mentah pada periode yang sama pada tahun 2023. Adapun berikut perkembangan harga minyak mentah dunia
Baca Juga: Minyak hingga Gas, Rahasia Pertamina Penuhi Kebutuhan Energi Indonesia
- Dated Brent naik sebesar US$1,56/bbl dari US$83,93/bbl menjadi US$85,48/bbl.
- WTI (Nymex) naik sebesar US$3,80/bbl dari US$76,61/bbl menjadi US$80,41/bbl.
- Brent (ICE) naik sebesar US$2,95/bbl dari US$81,72/bbl menjadi US$84,67/bbl.
- Basket OPEC naik sebesar US$2,90/bbl dari US$81,23/bbl mejadi US$84,13/bbl.
- Rata-rata ICP minyak mentah Indonesia naik sebesar US$3,69/bbl dari US$80,09/bbl menjadi US$83,78/bbl.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement