Manfaatkan Kemajuan Teknologi Digital, Waspadai Kejahatan Seksual di Dalamnya
Manfaat kemajuan teknologi digital bagi kemaslahatan manusia tak dapat dimungkiri lagi. Dalam dunia pendidikan, kemajuan teknologi tersebut memungkinkan proses pembelajaran lebih mudah, pencarian sumber dan bahan pembelajaran lebih cepat dan bervariasi. Dengan media digital, pengguna juga bisa mendapatkan sarana hiburan.
”Meski begitu, ruang digital juga menyimpan beragam ancaman kejahatan siber, seperti perundungan, penipuan, bahkan kejahatan seksual,” tutur Afrinaldi Yunas, dalam webinar literasi digital yang digelar Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) RI bersama Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Sumatera Barat, di Kabupaten Padang Pariaman, Selasa (23/4).
Baca Juga: Film Dokumenter Jadi Literasi Digital Pekerja Migran Menangkal Terorisme
Mengusung tema ”Waspada Kejahatan Seksual di Ruang Digital”, Kepala Seksi Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Bidang Pembinaan SD Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Padang Pariaman itu mengatakan, selain banyak manfaat positif, dunia digital juga memiliki wajah muram efek negatif berupa kejahatan siber.
”Dunia digital juga menyimpan kejahatan penipuan, perjudian, penghinaan dan pencemaran nama baik, pemerasan dan pengancaman, penyebaran berita bohong (hoaks), penyebaran kebencian dan permusuhan, serta pelanggaran kesusilaan atau kejahatan seksual,” rinci Afrinaldi Yunas dalam diskusi online yang dipandu moderator Nur Choirul Afif itu.
Agar terhindar dari kejahatan seksual di ruang digital, Afrinaldi berpesan kepada para peserta webinar untuk melakukan tindakan etis terkait konten negatif. Caranya, bersikap kritis dan melakukan analisis terhadap konten negatif.
”Lalu, verifikasi terhadap konten negatif, tidak perlu mendistribusikan konten negatif, dan yang penting hati-hati dalam memilih teman di media sosial. Kenapa? Karena kejahatan seksual bisa berawal dari akibat kita salah memilih teman,” pesan Afrinaldi Yunas di depan para pendidik dan siswa sekolah menengah yang mengikuti diskusi online tersebut secara nobar.
Baca Juga: Keuangan Digital, Pahami Cara dan Risikonya agar Tak Rugi
Ratusan siswa, guru, dan staf pendidikan di sejumlah sekolah dasar di Kabupaten Padang Pariaman mengikuti kegiatan ini dengan menggelar nonton bareng (nobar) di ruang kelas. Di antaranya, SDN 05 Batang Gasan, SDN 19 Koto Aur Malintang, SDN 14 Sungai Limau, SDN 2 Nan Sabaris, SDN 11 Enam Lingkung, SDN 23 Koto Timur, SDN 17 Kayutanam, SDN 10 Sungai Limau, dan SDN 02 Koto Kampung Dalam.
Terkait tema webinar, dosen informatika Universitas Jenderal Sudirman Purwokerto Arief Kelik Nugroho meminta pengguna digital lebih waspada dan berhati-hati saat berada di ruang digital. Hal tersebut ia sampaikan mengingat banyaknya korban penipuan dan kejahatan siber lainnya.
”Penipuan yang paling banyak terjadi di dunia maya adalah penipuan berkedok hadiah. Lalu, penipuan jual beli, aplikasi palsu, pinjol, krisis keluarga, termasuk iming-iming dari orang tak dikenal di media sosial,” jelas Arief Kelik Nugroho.
Sementara itu, trainer adopsi digital Toto Sudibyo meyakini, dengan pengamalan nilai-nilai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika, efek negatif dunia digital tidak akan mudah mempengaruhi para pengguna media digital.
”Manfaatkan media digital sebanyak-banyaknya untuk melakukan kebaikan, kemanfaatan bagi sesama, dan berbagi informasi maupun memproduksi konten positif,” pungkas Toto Sudibyo.
Untuk diketahui, webinar seperti dihelat di Kabupaten Padang Pariaman ini merupakan bagian dari Gerakan Nasional Literasi Digital (GNLD) yang dilaksanakan sejak 2017. Program #literasidigitalkominfo tersebut tahun ini mulai bergulir pada Februari 2024. Berkolaborasi dengan Siber Kreasi dan 142 mitra jejaring seperti akademisi, perusahaan teknologi, serta organisasi masyarakat sipil, program ini membidik segmen pendidikan dan segmen kelompok masyarakat sebagai peserta.
Baca Juga: Tangkal Provokasi dengan Pahami Konteks Setiap Informasi di Media Sosial
Meningkatkan kecakapan warga masyarakat menuju Indonesia yang #MakinCakapDigital menjadi penting, karena – menurut hasil survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) – pengguna internet di Indonesia pada 2024 telah mencapai 221,5 juta jiwa dari total populasi 278,7 jiwa penduduk Indonesia.
Mengutip survei yang dirilis APJII, tingkat penetrasi internet Indonesia pada 2024 menyentuh angka 79,5 persen. Dibandingkan periode sebelumnya, ada peningkatan 1,4 persen. Terhitung sejak 2018, penetrasi internet Indonesia mencapai 64,8 persen. Kemudian naik secara berurutan menjadi 73,7 persen pada 2020, 77,01 persen pada 2022, dan 78,19 persen pada 2023.
Informasi lebih lanjut terkait literasi digital dan info kegiatan dapat diakses melalui website info.literasidigital.id, media sosial Instagram @literasidigitalkominfo, Facebook Page, dan Kanal YouTube Literasi Digital Kominfo.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Belinda Safitri
Tag Terkait:
Advertisement