- Home
- /
- New Economy
- /
- Energi
Dorong Pertumbuhan Melalui Diversifikasi Anak Usaha, MBAP Rambah PLTS, Wood Pellet hingga Udang Vannamei
PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) terus mengembangkan bisnis anak-anak perusahaan demi memperkuat eksistensi perusahaan dan mendorong pertumbuhan kinerja berkelanjutan. Menurut Direktur Utama Mitrabara Adiperdana Khoirudin, strategi ini ditempuh mengingat batubara merupakan komoditas dengan cadangan yang terbatas. “Selain itu, Mintrabara ingin menangkap peluang dari tren permintaan energi baru dan terbarukan ke depan yang semakin besar begitu juga dengan segmen bisnis lainnya,” ujar Khoirudin saat menggelar paparan publik di Jakarta, Kamis (2/5).
Khoirudin juga menjelaskan, Sesuai dengan roadmap empat pilar bisnis Mitrabara, Perseroan masih mempertahankan pilar bisnis utama di sektor tambang, khususnya batubara namun mengingat tantangan yang semakin besar terutama terhadap bahan bakar fosil sehingga Perseroan terus mencari potensi tambang lainnya. “Kami terus melakukan mencari potensi tambang lainnya seperti mineral, andesit, maupun jenis tambang lainnya. Di samping itu, Peeseroan juga sangat serius mengembangkan bisnis-bisnis baru melalui anak-anak usahanya, yaitu di sektor energi baru terbarukan, sektor industri agro, serta sektor infrastruktur dan jasa,” paparnya.
Di sektor energi baru terbarukan, Mitrabara masuk ke bisnis pembangkit listrik tenaga surya dan biomassa. PT Masdar Mitra Solar Radiance (MMSR), anak usaha Mitrabara di bidang energi surya, telah mengoperasikan panel surya dengan kapasitas 1,75 MWp pada tahun 2023 dan akan terus ditingkatkan setiap tahunnya. Dalam jangka waktu 5 (lima) tahun kedepan, MMSR menargetkan untuk mengoperasikan 200 MWp dengan target finalisasi kontrak sebesar 195 MWp.
Sementara itu PT Malinau Hijau Lestari (MHL) yang bergerak di bidang produksi wood pellet diharapkan mampu menjadi salah satu pemimpin pasar produsen wood pellet dengan kapasitas produksi sebesar 150.000 ton per tahun, yang ditargetkan akan mulai produksi pada akhir tahun 2025.
Di sektor agro industri, Mitrabara masuk ke bisnis aquaculture melalui PT Mitradelta Bahari Pratama (MBP), bekerja sama dengan PT Delta Marine Indonesia yang telah berpengalaman lebih dari 40 tahun di industri budidaya tambak udang vannamei.
Mulai tahun ini, MBP mengoperasikan 20 kolam udang vannamei di So Lembo, Nusa Tenggara Barat, dengan target produksi sekitar 190 ton. Secara berkelanjutan, MBP akan menambah jumlah dan menargetkan bisa mengoperasikan secara optimal 140 kolam budidaya dengan target produksi mencapai 3.000 ton per tahun.
“Perseroan memandang bahwa bisnis aquaculture memiliki peluang cukup besar dan masih sangat terbuka termasuk bagi Perseroan untuk melakukan pengembangan bisnis aquaculture ke sektor hulu dan hilir, seperti cold storage hingga pengolahan.”
Di sektor infrastruktur dan jasa, Mitrabara masuk ke bisnis kontraktor pertambangan melalui PT Mitra Muda Makmur (MMM). MMM ditargetkan untuk menjadi kontraktor pertambangan terkemuka yang mampu memberikan jasa yang kompetitif di industri pertambangan di Tanah Air.
Hingga akhir tahun 2023, pilar bisnis batubara memang masih mendominasi pendapatan Mitrabara. Namun, dalam beberapa tahun ke depan, Khorudin optimistis, diversifikasi yang dijalankan akan berkontribusi signifikan pada kinerja perusahaan. “Kontribusi dari diversifikasi usaha ini kami harapkan mampu menjadi penopang kinerja perusahaan di saat harga batubara turun seperti yang terjadi sepanjang Tahun 2023 hingga saat ini,” tutup Khoirudin.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Sufri Yuliardi
Editor: Sufri Yuliardi
Tag Terkait:
Advertisement