Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Dinkes Banyuwangi Tunjuk 15 Desa Jadi Pilot Project Bebas Nyamuk

Dinkes Banyuwangi Tunjuk 15 Desa Jadi Pilot Project Bebas Nyamuk Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi telah memulai inisiatif Desa Bebas Nyamuk di 15 desa sebagai proyek percontohan. | Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Dalam rangka meningkatkan upaya pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD), Dinas Kesehatan (Dinkes) Banyuwangi telah memulai inisiatif Desa Bebas Nyamuk di 15 desa sebagai proyek percontohan. Tujuan program ini adalah menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat serta meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap pemberantasan nyamuk Aedes aegypti, yang merupakan pembawa virus DBD.

Program Desa Bebas Nyamuk melibatkan berbagai kegiatan, seperti penyuluhan kesehatan kepada masyarakat, fogging, pembersihan lingkungan, dan pelatihan kader kesehatan. Masyarakat didorong untuk menerapkan kegiatan 3M Plus, yaitu Menguras, Menutup, Mendaur Ulang, dan Plus (memelihara ikan pemakan jentik nyamuk).

Bupati Banyuwangi, Ipuk Fiestiandani Azwar Anas, menyatakan pentingnya menjaga kebersihan lingkungan untuk mencegah DBD, serta mengapresiasi peran Enesis Group dan pihak lainnya dalam upaya pencegahan penyakit tersebut.

Baca Juga: Datangi Kemendagri, Kelompok Pemuda AMS Desak Pencopotan Pj Bupati Musi Banyuasin

"DBD bisa dicegah dengan bagaimana kita menjaga kebersihan lingkungan. Mulai dari menghilangkan genangan air yang bisa jadi tempat berkembang biak nyamuk, hingga menggunakan obat anti nyamuk. Ini perlu dijadikan kebiasaan kita," kata Bupati Banyuwangi.

Program tersebut dilakukan dengan melibatkan 150 kader Jumantik (Juru Pemantau Jentik Nyamuk) setempat. Nantinya mereka akan dibekali materi tentang edukasi masyarakat soal bahaya nyamuk Aedes aegypti dan menyosialisasikan cara-cara pencegahannya.

Untuk diketahui, program ini didukung Kementerian Kesehatan bersama perusahaan fast moving consumer goods (FMCG), Enesis, yang berkolaborasi meningkatkan kesadaran pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD).

Baca Juga: Pemprov Jabar: Koordinasi Intens Dilakukan untuk Tangani Dampak Gempa Garut

Orang nomor satu di Bumi Blambangan mengaku berterima kepada Enesis Group yang turut andil dalam menanggulangi penyakit yang disebabkan oleh nyamuk di Banyuwangi, khususnya penyakit demam berdarah.

Menurut Ipuk, kasus demam berdarah ini tidak bisa diselesaikan oleh Pemerintah Daerah (Pemda) saja, melainkan seluruh tokoh masyarakat, tokoh agama, media, kader posyandu dan PKK serta warga Bumi Blambangan, bahkan pihak swasta.

"Banyuwangi saat ini sedang dalam situasi yang perlu kerja sama berbagai pihak untuk menuntaskan kasus demam berdarah," ujar Ipuk.

Tidak hanya itu, lanjut Ipuk, peran para kader untuk terjun langsung ke masyarakat juga diperlukan. Selain bisa mendeteksi DBD sejak dini, tapi juga meminimalisir kefatalan penyakit tersebut.

Gerakan Desa Bebas Nyamuk dan Keluarga Sehat Bebas Gerak ini bakal kesinambungan dengan program-program yang dijalankan oleh pemerintah. 

Baca Juga: Gelar Health Expo, Kaltim Siap Perkuat Sektor Kesehatan IKN

Kementerian Kesehatan memiliki program pemberantasan sarang nyamuk melalui gerakan 3M plus. Sementara pemerintah daerah juga memiliki program Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (Gertak PSN).

"Ayo dijalankan bersama-sama gerakan-gerakan ini untuk meminimalisir risiko penyebaran kasus demam berdarah," tegas Ipuk.

Sementara itu, Direktur Human Resource Legal Public Relation and Regulation Enesis Group Bambang Cahyono mengatakan, para kader yang dibina akan turun ke desa-desa sasaran selama sebulan. Sebanyak sepuluh kader menangani masing-masing satu desa.

Dua kecamatan yang menjadi sasaran program itu adalah Kecamatan Srono dan Muncar. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Banyuwangi, Srono dan Muncar adalah dua desa dengan tingkat kasus demam berdarah tertinggi selama 2024. Maka dari itu, Enesis Group memilihnya sebagai sasaran gerakan Desa Bebas Nyamuk dan Keluarga Sehat Bebas Gerak.

Data Dinas Kesehatan menyebut, kasus demam berdarah di Banyuwangi sepanjang tahun ini mencapai 234 kasus. Sebanyak enam orang di antaranya meninggal dunia.

Baca Juga: Soroti Peningkatan Kasus DBD, PKS: Tanggung Jawab Pemerintah

"Harapan kami, angka kasus demam berdarah bisa ditekan ke depannya. Caranya tentu melalui edukasi, deteksi, pembagian lotion antinyamuk, serta melalui gerakan 3M plus," kata Bambang.

Bambang menjelaskan, Banyuwangi merupakan daerah pertama tempat diluncurkannya gerakan Desa Bebas Nyamuk dan Keluarga Sehat Bebas Gerak. Setelah Banyuwangi, Enesis Group juga akan menjangkau daerah-daerah lain di Jatim dan luar Jatim.

"Untuk jangka panjang, kami berharap gerakan di Banyuwangi ini akan mengubah pola pikir warga dan membuat masyarakat lebih aware terhadap penyakit demam berdarah," ujar Bambang.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Belinda Safitri

Advertisement

Bagikan Artikel: